Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pabrik Rokok belum Serap Tembakau Super

Tosiani
08/10/2019 12:47
Pabrik Rokok belum Serap Tembakau Super
Petani menyemprotkan pestisida untuk tanaman tembakau miliknya di desa Bolon, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (30/8)(ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

MENDEKATI masa akhir panen tahun ini, sejumlah pabrikan rokok belum menyerap tembakau kualitas super dari petani di Temanggung, Jawa Tengah. Kondisi ini membuat resah petani tembakau.

Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Temanggung, Noer Ahsan, mengatakan tembakau super yang belum terserap kebanyakan di wilayah Gunung Sumbing, yakni tembakau dengan kualitas G dan F yang merupakan tembakau jenis Srintil.

Saat ini, harga di tingkat pedagang untuk kualitas F antara Rp200-250 ribu per kilogram dan kualitas G mencapai Rp500.000 per kilogram. Ini merupakan harga pembelian di tingkat pedagang saja. Adapun tembakau yang masih di tingkat petani saat ini sekitar 30% dengan kualitas bagus.

"Pabrikan belum ada yang membeli tembakau kualitas tersebut, mungkin karena harganya tinggi. Mereka inginnya membeli dengan harga rendah, di bawah Rp100.000 per kilogram," kata Noer Ahsan di Temanggung, Selasa (8/10).

Baca juga: Komnas Pengendalian Tembakau Ingin Vape Ditarik dari Pasaran

Menghadapi kondisi ini, menurutnya, petani tidak bisa berbuat banyak. Kasus semacam ini terjadi dalam dua tahun terakhir, yakni cuaca bagus tetapi di akhir panen dengan tembakau kualitas bagus justru tidak terserap pabrikan.

Berbeda dengan 2017, saat bulan Oktober sudah hujan deras, sehingga kualitasnya kurang.

"Satu-satunya jalan dengan menjual tembakau eceran, namun butuh waktu lama. Tembakau grade G dan F dijual eceran dengan harga Rp50.000 hingga Rp100.000 per ons," ungkapnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya