Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
HINGGA akhir Agustus, tanaman padi di Kabupaten Klaten (Jateng) yang kekeringan akibat kemarau mencapai sekitar 2.020 hektare dan 875 hektare di antaranya puso atau gagal tanam. Lahan padi yang kekeringan tersebut tersebar di Kecamatan Bayat, Cawas, Trucuk, Gantiwarno, Wedi, Pedan, Ceper, dan Karangdowo. Kekeringan terparah di Kecamatan Bayat dan Cawas.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Erni Kusumawati mengatakan lahan padi ribuan hektare kekeringan akibat kemarau.
"Total lahan padi yang kekeringan hingga akhir Agustus, mencapai 2.020 hektare. Dan 875 hektare di antaranya gagal tanam atau puso," jelasnya kepada Media Indonesia di kantornya, Jumat (6/9).
Menurut Erni, lahan padi yang kekeringan disebabkan pasokan air irigasi terhenti. Hal itu terjadi setelah selesai tanam. Padahal, tanaman padi masih fase vegetatif dan membutuhkan air irigasi.
Kasi Produksi Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Lilik Nugraharjo mengharapkan Oktober sudah turun hujan. Sehingga, target 4.000 hektare luas tambah tanam (LTT) bulan depan itu tercapai. Meski ratusan hektare tanaman padi puso, Lilik tetap optimistis produksi aman atau paling tidak sama dengan tahun lalu sebesar 431.359 ton. Pun surplus beras sekitar 130.000 ton terjaga.
baca juga: Resto Filini Radisson Blu Bali Pertama di Asia Pasifik
"Klaten memiliki luas lahan sawah sekitar 33.000 hektare. Diharapkan melalui program LTT, luas tanam padi bisa mencapai 77.000 hektare tahun ini, dengan produktivitas 6,1 ton per hektare," jelasnya. (OL-3)
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved