Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bangka Belitung telah menghitung luas daerah yang terdampak kekeringan yakni seluas 550.741 hektare. Dengan jumlah luasan daerah kekeringan ini maka akan ada 1.024,853 jiwa terdampak. Kepala BPBD Provinsi Babel, Mikron Antariksa mengatakan 550,741 hektar luas daerah berpotensi terdampak kekeringan tersebut tersebar di Bangka 190.783 hektar, Bangka Barat 184.248 hektar, Bangka Tengah 73.168 hektar.
Selanjutnya masih kata Mikron di Belitung Timur 70. 676 hektar, Belitung 20.868 hektar, Bangka Selatan 8.901 hektar dan terakhir Pangkalpinang 2.097 hektar.
"Bangka mendominasi wilayah paling luas rawan kekeringanya, sedangkan paling sedikit ada di kota Pangkalpinang,"kata Mikron.
Mikron menambahkan untuk jumlah jiwa yang terdampak kekeringan di Bangka 308.640 jiwa, Bangka Barat 173.818 jiwa, Bateng 167.063 jiwa, Belitung Timur 2.621 jiwa, Bangka Selatan 176,557 jiwa dan Pangkalpinang 196.154 jiwa.
"Total keseluruan yang berpotensi terdampak kekeringan di Babel ini 1.024.853 jiwa tersebar di 333 Desa/Kelurahan," ujarnya.
baca juga: Akibat Kemarau Angkutan Sungai Ke Pedalaman Terhambat
Untuk di Belitung menurut Mikron kendati luas daerah yang berpotensi rawan kekeringan ada 20 hektar, namun tidak ada penduduk terdampak.
"Belitung itu daerah rawan kekeringanya ada di pulau yang tidak ada penduduk, jadi tidak ada yang terdampak," ungkapnya. (OL-3)
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved