Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEBANYAK 12 desa yang dilanda kekeringan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mendapat prioritas dropping air bersih. Sementara, anggaran dropping air Rp200 juta tahun ini diharapkan cukup untuk penanganan daerah kekeringan di Klaten. Hingga saat ini, BPBD Klaten telah melakukan dropping air bersih sebanyak 195 tangki ke daerah yang dilanda kekeringan tersebut. Kondisi kekeringan terparah di Klaten, terjadi di Kecamatan Kemalang, Jatinom, Manisrenggo, Bayat, dan Karangnongko.
"Untuk pelaksanaan dropping air bersih, sementara kami masih memprioritaskan 12 desa yang tersebar di lima kecamatan tersebut," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwono Haris, saat ditemui Media Indonesia di kantornya, Jumat (26/7).
Ke-12 desa kekeringan di Klaten, yaitu Desa Balerante, Sidorejo, Kendalsari, dan Tegalmulyo di Kemalang. Kemudian Desa Bandungan, Socokangsi, Beteng, dan Temuireng di Jatinom, Desa Dukuh dan Ngerangan di Bayat, Desa Gemampir di Manisrenggo, dan Desa Tumpukan di Karangdowo.
baca juga: Kajian Pemindahan Ibu Kota Harus Transparan
Pada tahun anggaran 2019, menurut Sri Yuwono Haris, BPBD Klaten menyediakan dana dropping air Rp200 juta untuk 800 tangki. Hingga minggu keempat bulan ini, pelaksanaan kegiatan dropping air mencapai sekitar 25% atau 195 tangki. (OL-3)
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved