Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEBANYAK 12 dari 21 kabupaten dan kota di Jawa Tengah dinyatakan sebagai daerah darurat bencana kekeringan. Pemerintah provinsi dan kabupaten menyatakan telah siap untuk menanggulangi bencana yang terjadi tersebut.
Akhir pekan lalu kekeringan baru terjadi di 19 kabupaten dan kota. Namun data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) awal pekan ini telah meningkat menjadi 21 daerah dari 31 daerah di Jawa Tengah. Sebanyak 267 desa di 97 kecamatan terdampak kekeringan. Beberapa kabupaten dinyatakan darurat bencana kekeringan yaitu Kabupaten Jepara, Blora, Temanggung, Pemalang, Cilacap, Brebes, Purworejo, Boyolali, Grobogan, Kebumen dan Banjarnegara.
Dari 12 daerah darurat bencana, Kabupaten Grobogan menjadi daerah dengan wilayah terbanyak dilanda kekeringan mencapai 83 desa di 12 kecamatan, Kabupaten Purbalingga 30 desa di 11 kecamatan, Banyumas di 20 desa di 12 kecamatan dan Cilacap terjadi di 20 desa di 8 kecamatan.
Menghadapi kekeringan terjadi, Pemerintah Kabupaten Blora telah meresmikan Posko Mitigasi Kekeringan. Berdasarkan identifikasi dan monitoring tahun ini potensi kekeringan di lahan pertanian mencapai 2.148 hektare dan 321 hektare di antaranya dengan tingkat gagal panen tinggi. Bupati Blora Djoko Nugroho, usai peresmian posko mengatakan kekeringan di Blora tidak separah tahun lalu karena telah terjadi penambahan infrastruktur seperti waduk, bendungan dan embung baik yang sudah atau sedang dibangun.
"Tahun depan kita harapkan tidak ada lagi kekeringan," harap Djoko Nugroho, Rabu (24/7).
Selain posko mitigasi kekeringan ini, Blora juga sudah siap posko air bersih yang telah didirikan oleh BPBD Blora. Sehingga selain penyiapan kebutuhan air untuk lahan pertanian juga telah siap bantuan air bersih untuk warga di desa-desa dilanda kekeringan.
baca juga: Pemkab Flotim Keberatan Penurunan Status RSUD Hendrikus Fernandez
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada Media Indonesia mengatakan menghadapi bencana kekeringan yang terjadi tersebut, pemerintah provinsi dan kabupaten telah siap mengantisipasi dan menanggulangi kekeringan dengan berbagai macam langkah ditempuh. Selain melakukan peningkatan bantuan air bersih di desa-desa terlanda, lanjut Ganjar Pranowo, Pemrov Jateng dan pemkab menyiapkan sumur-sumur baru, peminjaman pompa air hingga membangun waduk, bendungan dan embung serta normalisasi sungai.
"Kita sudah siap mengatasi bencana kekeringan itu," tambahnya
BPBD Provinsi Jawa Tengah telah menyediakan seribu truk tangki air bersih yag siap dikirim ke desa-desa dilanda kekeringan. Hingga saat ini sudah ada daerah yang meminta bantuan air bersih ke BPBD Jawa Tengah. (OL-3)
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved