Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan kekeringan telah terjadi di sebagian besar Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Debit air di sejumlah mata air yang ada di daerah ini terus menurun. Sekretaris Daerah Flores Timur sekaligus Kepala BPBD, Paulus Igo Geroda menyebutkan hanya tiga kecamatan tidak mengalami krisis air. Sedangkan 16 kecamatan lainnya kini masuk ke dalam daerah rawan air dan berdampak krisis air bersih.
"Kami memetakan potensi kerawanan kekeringan yang berkaitan pada krisis air bersih. Sehingga dari 19 kecamatan yang ada di Flotim, hanya 3 kecamatan yang tidak mengalami krisi air yaitu Kecamatan Adonara Barat, Kecamatan Wulanggitang, dan Kecamatan Solor Barat. Tiga kecamatan tersebut memliki sumber air di permukaan yang dapat mengalir ke desa-desa. Sementara 16 kecamatan lainnya masuk dalam peta kerawanan kekeringan yang berdampak pada krisis air bersih," ujar Paulus, Jumat (19/7).
Paulus juga menyampaikan, untuk mengatasi sejumlah desa yang mengalami krisi air bersih, pemerintah berupaya membangun sumur bor malalui alokasi dari dana daerah maupun bantuan dana dari BNPB.
"Untuk membantu desa yang mengalami krisis air bersih, kami setiap tahun membangun sumur bor dengan rata-rata 2 sumur bor. Jika mendapatkan bantuan dari BNPB pusat, maka bisa dibangun lebih dari 3 sumur bor di sejumlah desa yang paling rawan. Untuk tahun 2019, kami mendapatkan dana bantuan dari Deputi Penanganan Darurat BNPB untuk membangun 9 sumur bor. Kami bangun di lima desa yang memiliki sumber air tanah. Sedangkan empat desa lainnya masih dalam tahapan survey karena sampai sekarang masih kesulitan menemukan titik sumber air tanah," lanjutnya.
baca juga: Darmin Nasution Boyongan Rapat Ke Banyuwangi
Selain krisis air bersih, lahan-lahan pertanian juga mengering karena keterbatasan air. Wilhelmus petani asal Desa Tiwatobi, Kecamatan Ile Mandiri mengakui bahwa air sumur untuk menyiram tanaman tidka mencukupi.
"Seminggu hanya dua kali kami siram. Kami pasrah saja dan sudah pasti produksi sayuran kami menurun," ujarnya. (OL-3)
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved