Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DALAM beberapa hari terakhir, bun upas atau embun beku terjadi di kawasan Candi Dieng di Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng). Embun beku biasa terjadi setiap tahun ketika suhu dingin terjadi di kawasan dengan ketinggian di atas 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Obyek Wisata Dieng, Aryadi
Darwanto mengungkapkan dalam dua hari terakhir yakni pada Jumat-Minggu (21-23/6), bun upas kembali muncul. Lokasinya berada di sekitar kawasan Candi Arjuna.
"Kemunculan embun beku akibat suhu di tanah kurang dari 0 derajat Celcius. Saya mengukur dengan termometer," jelas Aryadi pada Minggu (23/6).
Ia mengatakan bun upas pada Sabtu (22/6) lebih tebal jika dibandingkan pada Minggu. Hanya saja secara umum, bun upas masih tergolong tipis.
"Bagi wisatawan, tentu akan menarik karena ada sisi lain di Dieng. Namun, untuk petani kentang agak khawatir karena dapat berdampak pada tanaman kentang," ujarnya.
Sementara Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Budiono mengatakan kalau bun upas masih tergolong tipis, karena baru di sekitar kawasan candi.
"Karena masih tipis dan belum sampai ke tanaman kentang, maka tidak mempengaruhi tanaman kentang. Mudah-mudahan tidak tebal dan meluas, sehingga tanaman kentang masih tetap hidup," katanya.
Embun beku atau frost memang dimungkinkan terjadi karena suhu di bawah titik beku.
baca juga: Kementan Tetap Fokus Swasembada Bawang Putih
"Biasanya suhu permukaan tanah lebih rendah dan bisa di bawah titik beku. Kalau itu terjadi, maka muncullan bun upas atau frost. Umumnya terjadi pada puncak musim kemarau. Kalau sekarang barangkali relatif tipis dan terbatas," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie.
Karena itulah, ia berharap petani tetap waspada terhadap kemungkinan kemunculan embun beku terutama kalau nanti memasuki puncak kemarau. (OL-3)
Pada Kamis, 10 Juli 2025, dunia akan disuguhkan keindahan langit malam yang istimewa: Buck Moon, nama tradisional untuk Bulan Purnama di bulan Juli.
Cancel culture di Korea Selatan adalah fenomena sosial di mana individu, terutama selebriti dan figur publik, dikritik dan dikucilkan oleh masyarakat karena tindakan yang kontroversial.
Pencairan es di Antarktika menjadi salah satu dampak nyata dari perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. Fenomena ini ternyata dapat mengaktifkan gunung berapi yang tersembunyi
Fenomena langit yang langka dan menakjubkan akan menghiasi malam di awal tahun 2025. Parade planet, di mana beberapa planet tampak sejajar di langit malam, menjadi daya tarik
Fenomena astronomi selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, dan malam ini, 21 Januari 2025, Anda memiliki kesempatan langka untuk menyaksikan parade enam planet
Perputaran Bumi pada porosnya atau yang kita kenal dengan rotasi Bumi tidak berlangsung dengan kecepatan yang sama sepanjang waktu.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved