Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pelajar dari 20 Kota di Indonesia Ramaikan Festival Hadrah

Usman Afandi
19/5/2019 10:45
Pelajar dari 20 Kota di Indonesia Ramaikan Festival Hadrah
Salah satu peserta Festival Hadrah(MI/M GHOZI)

KABUPATEN Banyuwangi kembali menggelar Festival Hadrah Pelajar Nasional. Ratusan pelajar dari 20 kota di berbagai penjuru nusantara unjuk kebolehan memainkan seni bernuansa Islami ini. Acara semakin menarik dengan penampilan belasan mahasiswa mancanegara.

Festival ini diikuti 89 grup pelajar dari 20 daerah di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang meramaikan event ini. Di antaranya, Madrasah Aliyah (MA) Nur Anjani Lombok, MA Annida Al- Islamy Jakarta Barat.

Festival dibuka pada Jumat (17/5) dengan tarian kuntulan rodat ya jamaliha dengan iringan musik rebana nan rancak. Kemudian dilanjutkan dengan pemukulan rebana secara serentak oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko dan Forpimda.

Bupati Anas mengatakan festival ini adalah panggung bagi anak-anak pecinta kesenian Islami untuk mengekspresikan karyanya. Kesenian hadrah banyak tumbuh di Banyuwangi seiring dengan banyaknya santri yang ada.

"Festival ini akan menjadi media merajut silahturahmi dan konsolidasi antarpelajar dan santri dari seluruh nusantara. Sekaligus, lewat festival hadrah dan sholawat ini kami ingin mengirim pesan tentang budaya Islam di Indonesia yang santun, toleran, dan inklusif, dan tentunya cinta damai," kata Anas.

Tak hanya itu, lanjut Anas, festival ini sekaligus sebagai cara mengenalkan berbagai bacaan sholawat yang biasa ditemui di pesisir Jawa, Bali dan daerah lain.

"Nah varian-varian sholawat itu akan ditampilkan oleh peserta lomba di sini, sehingga akan memperkaya pengetahuan para pelajar dan santri," tutur Anas.

Festival hadrah yang digelar di Taman Blambangan ini berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu  (17 -18 Mei). Festival semakin meriah dengan tampilnya 13 mahasiswa dari 12 negara peserta program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI). Mereka tampil memukau saat menampilkan tari Kuntulan dan menyanyikan lagu Islami Ramadhan Tiba dengan apik. Penonton pun terhibur dengan penampilan mereka.

Baca juga: Pariwisata Banyuwangi Mendunia

Salah satu mahasiswa asal Bilbao Spanyol Irati Gutierrez Ugarte mengaku sangat antusias tatkala diajak berlatih tari Kuntulan yang biasa diiringi musik hadrah.

"Susah latihannya, tapi menarik. Bagaimana saya harus menari dengan pakaian serba tertutup semacam ini. Beda sekali dengan tarian di Spanyol," kata Irati  yang baru empat hari lalu tiba di Banyuwangi.

Dia senang mempelajari tari dan budaya Banyuwangi. Bagi dia, Banyuwangi adalah perpaduan antara budaya Jawa dan Bali.

"Sebelum ke sini saya belajar tentang budaya Banyuwangi, dan ternyata di sini adalah perpaduan dua budaya. Ini sangat menarik. Lebih menariknya, di Banyuwangi kultur Islam juga menonjol," imbuhnya.

Irati mengaku dengan berlatih tari Kuntulan menjadi kesempatan mengenal Islam di Indonesia.

"Di Spanyol penganut Islam juga banyak, dari dulu saya sudah mulai tertarik dengan budayanya. Untuk itu, selama di Banyuwangi dengan mayoritas warganya yang muslim, saya akan memperkaya wawasan tentang Islam," pungkasnya.

Untuk diketahui, belasan mahasiswa dari manca negara merupakan peserta program BSBI dari Kementerian Luar Negeri RI. Mahasiswa berpotensi dari seluruh dunia diberi kesempatan mempelajari budaya Indonesia. Mereka akan tinggal selama tiga bulan untuk belajar seni budaya Banyuwangi.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya