Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TEDI Supriadi, 44, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 15 Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit, Sabtu (27/4).
Hingga saat ini sudah dua petugas KPPS dan satu orang petugas pengamanan TPS yang meninggal dunia usai melaksanakan tugas sebagai penyelenggara Pemilu.
"Setelah selesai bertugas, suami saya mengeluh sakit. Awalnya dirawat di rumah saja. Tapi sakitnya makin parah," kata Tati Setiawati, 41, istri almarhum, kepada wartawan ditemui di rumah duka di RT 04/06, Kelurahan Limusnunggal, Sabtu (27/4).
Pihak keluarganya akhirnya membawa almarhum berobat ke rumah sakit. Tati menyebutkan suaminya mengalami sesak napas.
"Padahal suami saya tidak memiliki riwayat penyakit sesak napas. Tapi suami saya memiliki darah tinggi. Nah, hanya dirawat dua hari di rumah, akhirnya dibawa ke rumah sakit," jelas dia.
Almarhum diketahui baru kali pertama bertugas sebagai KPPS. Sebelum meninggal, kata Tati, suaminya sempat curhat kapok tidak mau lagi menjadi petugas KPPS karena cukup beratnya tugas dan tanggung jawab yang diemban.
"Suami saya sempat bilang tidak mau lagi jadi KPPS," tegasnya.
Baca juga: Usulan Asuransi Anggota KPPS Ditolak karena Terbatas Anggaran
Almarhum meninggalkan seorang istri dan satu orang anak yang masih sekolah di SD. Informasinya, dari diagnosis tim media rumah sakit, di dalam paru-paru almarhum terdapat cairan.
"Almarhum sempat dirujuk ke dua rumah sakit. Saat akan diambil tindakan medis, almarhum meninggal dunia," kata Ketua KPU Kota Sukabumi, Sri Utami, Sabtu (27/4).
Sri mengaku akan berupaya memperjuangkan santunan bagi keluarga yang ditinggalkan. Tidak hanya memperjuangkan ke KPU Provinsi Jawa Barat, tapi juga ke KPU RI.
"Mereka merupakan ujung tombak di lapangan yang membantu tugas suksesnya penyelenggaraan Pemilu. Kami akan perjuangkan mendapatkan santunan," ujarnya.
Sri menyebutkan terdapat tiga orang penyelenggara Pemilu di Kota Sukabumi yang meninggal dunia. Dua orang merupakan petugas KPPS dan satu orang petugas pamsung TPS.
"Penyebabnya diduga karena kelelahan," tuturnya.
Selain itu, lanjut Sri, terdapat juga lima orang yang saat ini masih dalam perawatan medis di rumah sakit. Mereka tersebar di berbagai rumah sakit pemerintahan dan swasta.
"Semoga almarhum husnul khotimah karena wafat saat melaksanakan tugas negara," pungkasnya. (A-5)
Dari total korban terdiri dari 144 orang di antara mereka meninggal dunia dan 883 orang sakit.
Secara keseluruhan di Bogor Raya, pejuang demokrasi yang meninggal hinggal Sabtu (27/4) sebanyak 10 orang. Delapan di Kabupaten Bogor dan dua di Kota Bogor.
Di Mumbai, India, Jokowi-Amin mendapat 210 suara sementara Prabowo-Sandi hanya 90 suara.
KEPOLISIAN Daerah Jawa Barat menyiagakan Tim Urusan Kesehatan (Urkes) yang bertugas untuk mengecek kondisi kesehatan petugas pemilu di lapangan.
Endang sempat dirawat di beberapa rumah sakit, di antaranya RS Cibabat, RSUD Lembang kemudian dirujuk ke RSHS Bandung.
Petugas yang meninggal dunia berasal dari Garut 2 orang, Sukabumi 1 orang, Tasikmalaya 1 orang dan satu orang PPS. Kemudian dua orang KPPS di Kabupaten Bogor.
Pos Kesehatan Pemilu yang dibentuk Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, melayani 203 pasien yang mengalami masalah kesehatan.
KPU Tangsel mulai membuka tahapan rekrutmen KPPS Pilkada 2024
Untuk satu tempat pemungutan suara (TPS) nantinya akan diisi oleh 7 anggota KPPS dan perekrutan ini menjadi kewenangan panitia pemungutan suara (PPS).
HONOR KPPS Pilkada Serentak 2024 akan lebih rendah dibanding petugas KPPS yang bertugas pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Februari lalu.
KPU resmi membuka pendaftaran Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang akan bekerja saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved