Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
POLITISI Partai NasDem Muhammad Farhan fokus dalam menangani banjir yang kerap melanda Bandung.
"Kalau saya terpilih dan ditempatkan di Komisi IV DPR, saya akan meminta perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memerhatikan konservasi tanah resapan air di KBU (kawasan Bandung Utara). Karena eta biang kerokna ya," kata Farhan dalam keterangan tertulis yang diterima mediaindonesia.com, Jumat (4/4).
Jika ditempatkan di Komisi V, dia akan fokus dalam masalah pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di Bandung Raya. Menurut dia, hal itu merupakan tanggung jawab dari provinsi.
"Kalau saya tidak ada di dua-duanya, yang saya harus lakukan adalah bagaimana membangun jejaring penanggulangan bencana dan penanggulangan korban bencana bersama dengan kementerian sosial atau dinas sosial serta Tagana, itu saja," katanya.
Baca juga: Muhammad Farhan Bukan sekadar Ikut Mencaleg
Pakar Tata Ruang Kota Nirwono Joga melihat masalah banjir di kawasan Bandung Raya dapat diselesaikan jika ada koordinasi yang baik antara pemerintah kota/kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat.
"Banjir bisa tuntas, karena siklus alam dari dulu selalu sama. Volume hujan sama saja. Tetapi harus ada pembagian tugas yang jelas untuk mulai menyelesaikannya," kata Nirwono.
Dia menjelaskan, ada dua penyebab utama banjir di Bandung. Pertama banjir kiriman dari daerah dataran tinggi seperti Bandung bagian utara. Ini terjadi karena kawasan hutan lindung, dan kawasan hijau sudah sangat tereksplorasi.
Seharusnya daerah-daerah hutan di dataran tinggi itu menjadi kawasan tangkapan air, sehingga volume air bisa dikurangi. Namun yang terjadi, pembangunan pemukiman dan vila di daerah pegunungan ini justru semakin masif.
Apalagi, kata Nirwono, daerah bandung seperti mangkuk yang dikelilingi pegunungan. "Karena sudah sangat tereksplorasi, akhirnya tidak lagi bisa menahan air, sehingga air mengalir dalam jumlah besar," paparnya.
Untuk membenahi masalah rusaknya daerah tangkapan air ini, lanjut dia, harus ada komitmen dari pembuat kebijakan untuk menghentikan ijin pembangunan vila atau properti baru. "Harus ada keseriusan misalnya, menghentikan izin pembangunan pemukiman baru dan mulai serius memperhatikan penghijauan," ujarnya.
Penyebab kedua banjir di Bandung adalah buruknya drainase atau saluran air. Nirwono menjelaskan, volume air dari daerah dataran tinggi sangat besar karena kurangnya daerah resapan. Nah, di daerah kota yang lebih rendah, saluran air tidak berfungsi dengan baik. Misalnya, gorong-gorong atau selokannya sangat sempit. Hal ini menyebabkan air meluap ke pemukiman.
"Masalah banjir semakin parah karena daerah Bandung penduduknya semakin padat dari tahun ke tahun," ujarnya.
Karena itu, sebagai solusi, Nirwono menyarankan perbaikan drainase dan saluran air. Misalnya dengan mulai memperlebar selokan atau gorong-gorong. Selain itu karena Kota Bandung dan sekitarnya tidak memiliki daerah resapan air yang memadai, maka perlu dibangun danau, embung atau waduk buatan untuk menampung air.
"Kalau di kota bandung sulit dicari lahannya, maka bisa dicari di daerah sekitarnya," ujar Nirwono.
Selain itu, juga bisa dipikirkan untuk memperbaiki aliran sungai. Misalnya, sungai bisa diperlebar atau dikeruk agar bisa menampung lebih banyak volume air.
Untuk menyelesaikan atau melaksanakan program di atas, kata Nirwono, perlu koordinasi yang baik antara semua pihak. Dia menguraikan, harus jelas apa tanggungjawab pemerintah kota/kabupaten, provinsi maupun kota. Misalnya, jika ingin membuat waduk. Maka, pemerintah kota bisa mencarikan lahannya, pemerintah provinsi melakukan sosialisasi dan kemudian pengerukan dan pembangunannya oleh pemerintah pusat.
Sayangnya selama ini, hal tersebut tidak terjadi. Antara pemerintah kota/kabupaten, provinsi, maupun pusat saling melempar tanggungjawab. Ini, kata Joga, menjadi berlarut-larut karena ketidakjelasan penganggaran. Karena itu bertahun-tahun masalah banjir di daerah Bandung, sulit teratasi. (X-15)
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar) dan Pemerintah Kota Hamamatsu, Jepang menandatangani perpanjangan kerja sama sister city yang telah terjalin sejak 2014.
Rayakan momen lamaran dan pernikahan dengan Paket Lestari dan Mahligai dari Aryaduta Bandung.
MULAI Senin 11 Agustus 2025, Taman Alun-Alun Kota Bandung resmi ditutup total sementara. Penutupan dilakukan untuk melanjutkan proyek penataan tahap II
RIBUAN warga Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), diperkirakan terjerat praktik rentenir setelah meminjam uang. Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung
Pelaku industri horeka di Bandung perlu memanfaatkan berbagai solusi energi
FORUM Kepala Sekolah SMA Swasta Jabar menilai aturan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi soal rombongan belajar (rombel) menabrak undang-undang (UU).
Sekolah Rakyat dilaksanakan di Gedung BLK Rancamulya. Seluruh fasilitas sudah disediakan pemerintah, mulai dari fasilitas pembelajaran, tempat tinggal, makan dan perlengkapan sekolah.
GUBERNUR Jabar Dedi Mulyadi menjawab keberatan atas kebijakan yang dia ambil di antaranya memperbanyak rombongan belajar yakni 50 siswa dalam satu kelas
HASIL survei yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) usia pertama kali remaja di wilayah Jabar yang terlibat dalam hubungan seksual kini semakin muda.
Kepala PPATK Ivan Yudistiavandana mengungkapkan wilayah paling masih bertansaksi judi online atau judol di Indonesia. Paling tinggj Jawa Barat atau Jabar
PROGRAM kolaboratif renovasi rumah tidak layak huni (rutilahu) di Jawa Barat (Jabar) resmi dimulai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved