Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

RSHS: Pasien Obesitas Karawang tak Terkendala BPJS

Bayu Anggoro
04/3/2019 18:00
RSHS: Pasien Obesitas Karawang tak Terkendala BPJS
(Dokter Ervita Ritonga Kepala Tim Dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang menangani Sunarti, penderita obesitas asal Karawang sudah dilakukan dengan baik di Bandung, Senin (4/3). MI/BAYU ANGGORO)

PIHAK Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung memastikan tidak ada persoalan terkait pembiayaan Sunarti, pasien obesitas asal Karawang yang akhirnya tidak bisa terselamatkan.

Klaim untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pun sudah dilaporkan sehingga tidak benar jika penyebabnya karena kehabisan kuota asuransi nasional tersebut.

Menurut salah seorang tim dokter RSHS yang menangani Sunarti, Nucki Nusjamsi, tidak ada kendala biaya terkait pengobatan pasien tersebut. Dia memastikan seluruh pembiayaan sudah dipenuhi oleh RSHS dan BPJS, tanpa ada sedikit pun dari keluarga pasien.

"Yang pasti cost itu jadi tanggungan rumah sakit. Biaya seperti ini biasa," kata Nucki di Bandung, Senin (4/3).

Meski begitu, dia belum mengetahui jumlah pasti biaya pengobatan Sunarti.

"Mengenai berapa biaya jumlah keseluruhan, di data ada. Pasti jauh lebih besar dari yang diklaimkan BPJS," sambungnya.

Baca juga: Pasien Obesitas Meninggal Setelah Dipulangkan Karena BPJS Habis

Namun, lanjut dia, pengobatan pasien seperti ini tidak mutlak dibiayai BPJS. Sebab, obesitas bukan termasuk penyakit yang diklaim sistem asuransi nasional tersebut.

"Kita sangat mengerti, tidak semua penyakit di-cover BPJS. Kalau semua di-cover, bukan jebol lagi, siapa yang bayar? Itu bagian dari sharing rumah sakit," tuturnya.

Nucki pun mencontohkan hal serupa yang pernah ditangani rumah sakit saat operasi bayi kembar.

"Contoh untuk bayi kembar, dulu. Habisnya yang saya ingat Rp400 juta. BPJS hanya cover Rp40 juta, sisanya rumah sakit," tukasnya.

Perlakuan yang sama pun diberikan untuk pengobatan pasien yang tak kunjung sembuh.

"Sekarang ada pasien (sudah) tiga tahun di ICU. Kalau dicabut alatnya akan meninggal. Itu beban rumah sakit, rumah sakit yang membiayai," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik