Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pesisir di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya Tidak Memiliki Jalur Evakuasi

Amiruddin Abdullah Reubee
04/1/2019 13:15
Pesisir di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya Tidak Memiliki Jalur Evakuasi
Pesisir di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya Tidak Memiliki Jalur Evakuasi(Ist)

KABUPATEN Pidie dan Pidie Jaya, tidak memiliki jalur evakuasi bencana. Sejak Rehab Rekon yang dilakukan BRR pasca tsunami Aceh hingga sekarang tidak dibangun jalur penting bila sewaktu wartu terjadi darurat bencana. 

Padahal dua kabupaten itu termasuk kawasan paling parah dihantam gempa dan gelombang tsunami pada 26 Desember 2004.

Pengamatan Media Indonesia, misalnya di kawasan pesisir pantai Kota Sigli Ibu Kota Kabupaten Pidie dan Kota Mereudu Ibu Kota Pidie Jaya, tidak ada satupun jalur yang ditetapkan sebagai jalur penyelamatan warga bila sewaktu-waktu fenomena alam tsunami datang.

Jalur tesebut biasanya ditandai dengan adanya panflet penunjuk arah pada jalan atau lorong tertentu. Jalur evakuasi itu  mudah keluar dari kawasan pesisir pantai atau lokasi yang dianggap tawan bencana.

Pemerhati masalah sosial dan keselamatan warga, Muhammad Haiqal, kepada Media Indonesia, Jumat (4/1) mengatakan, pembangunan jalur evakuasi sangat perlu dilakukan di lokasi-lokasi rawan bencana seperti sepanjang kawasan pesisir Aceh. 

 

Baca juga: NasDem Jatim Galang Bantuan untuk Korban Tsunami Lampung dan Banten 

 

Apalagi bencana alam tsunami pernah meluluh lantakkan sebagian permukiman warga di pesisir laut Samudera Hindia dan Selat Malaka.

"Pengalaman tsunami masa lalu harus menjadi pelajaran besar kepada semua. Harus dilakukan evaluasi secara secara religi dan bisa melahirkan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Kalau jatuh korban karena kehendak yang maha kuasa itu tidak bisa dipungkiri tapi jangan akibat kelalaian. Apalagi ada unsur menganggap sepele saja," kata Haiqal.

Catatan Media Indonesia, gempa bumi 9,1 SR pada 26 Desember 2004 di Aceh, terjadi sewaktu lempeng Hindia didorong ke bawah oleh lempeng Burma. Hal itu memicu tsunami sepanjang pesisir daratan yang berbatasan Samudera Hindia.

Akibatnya 230.000 hingga 280.000 jiwa tewas itu 14 negara. Sebagian perkampungan pesisir tenggelam dan hancur terbawa arus gelombang raksasa.

Itu termasuk gempa dan tsunami paling mematikan sepanjang sejarah. Aceh sebagi satu provinsi di Indonesia merupakan paling parah. Lalu disusul Srianka, India dan Thiland. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya