Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon menegaskan, penyelidikan terhadap kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) harus mengedepankan pendekatan ilmiah dan tidak terpengaruh spekulasi publik yang kian liar.
“Kalau kesimpulan, nanti penyidik yang akan menyampaikan berdasarkan scientific crime investigation,” ujar Josias saat dikonfirmasi, Jumat (25/7).
Ia menjelaskan, penyidik membutuhkan waktu untuk memastikan apakah bukti-bukti dan petunjuk yang telah dikumpulkan sejauh ini mengarah pada dugaan tindak pidana atau tidak. Termasuk pula soal kemungkinan adanya tersangka.
“Butuh waktu memang, karena menentukan bukti-bukti dan petunjuk yang didapat saat ini apakah betul mengarah ke tindak pidana (kejahatan) atau tidak. Termasuk tersangka,” ucapnya.
Menurutnya, atensi publik yang besar dalam kasus ini tak lepas dari latar belakang korban yang dikenal sebagai diplomat muda dengan jaringan luas, baik di dalam maupun luar negeri.
“Semakin viral karena latar belakang almarhum luas dan ini akan mengganggu citra lembaga lain, meski masih dalam tahap kemungkinan dan asumsi saja,” kata Josias.
Ia mengingatkan, setiap kesimpulan yang disampaikan ke publik nantinya harus berbasis bukti forensik dan objektif, bukan asumsi yang berkembang di media sosial.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyatakan proses penyidikan tengah berjalan. Jenazah korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik dan dililit lakban di bagian leher.
Berdasarkan informasi internal, korban sempat berada di rooftop Gedung Kemlu selama lebih dari satu jam sebelum ditemukan tak bernyawa.
Penyidik kini mendalami keterangan para saksi serta memeriksa rekaman CCTV untuk memastikan kronologi kejadian. (Far/P-1)
Polisi mengungkap perkembangan terkini terkait kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan.
Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, menyebut ada tiga lokasi penting yang menjadi kunci untuk mengungkap misteri di balik kematian diplomat Kemenlu
Ketiga lokasi itu telah ditelusuri penyidik Polda Metro Jaya. Maka itu, ia mendorong polisi segera merilis kasus kematian Diplomat Arya Daru ke publik.
Ia juga menyebutkan tempat yang dilacak tidak hanya satu TKP di kosan, tetapi ada beberapa tempat berdasarkan jejak digital dan kesaksian beberapa orang.
Kompolnas belum bisa memerinci lebih jauh isi kresek tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, selain terlilit lakban, ternyata wajah Arya Daru pun juga terbungkus dengan plastik
polisi harus benar-benar menemukan barang bukti yang mengerucut pada penyebab kematian diplomat kemlu Arya Daru Pangayunan, termasuk mengurai kemungkinan adanya intervensi pihak lain
Anam juga menjelaskan, pihaknya melakukan pengecekan kondisi kamar, plafon, saluran air, kasur dan posisi kunci karena posisi kunci sangat krusial.
Kompolnas melakukan pengecekan ke tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, 39.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved