Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DOSEN dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (Prodi PKK FT UNJ) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di PAUD Ar-Rafa 2, Desa Singasari, Kecamatan Jonggol. Acara yang dilaksanakan pada 10-11 Juni 2025 ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Kepala Yayasan Ar-Rafa Ilmi Singasari, Namin, menyambut hangat pelaksanaan kegiatan ini. Bertajuk “Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk Stimulasi Perkembangan pada Anak Usia Dini (AUD)”, kegiatan ini diharapkan dapat menjalin kolaborasi jangka panjang antara Prodi PKK FT UNJ dengan stakeholder dan berbagai Lembaga pendidikan di lingkungan Desa Singasari.
Koordinator Program Studi PKK, Elmanora, menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini, terjadi penerapan pengetahuan dalam bentuk kontribusi nyata untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
“Kami meyakini bahwa golden age adalah masa krusial bagi anak usia dini. Stimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, kognitif, dan sosial-emosional menjadi penting bagi mereka. Orangtua dan guru perlu memahami cara stimulasi yang tepat untuk dapat mencapai perkembangan optimal pada anak” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, kepala PAUD Ar-Rafa 2, Neneng mengharapkan agar agenda pengabdian kepada masyarakat ini dapat diteruskan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya bagi PAUD Ar-Rafa 2. “Kami sangat mengharapkan agar agenda ini dapat dilaksanakan secara kontinyu agar PAUD kami bisa melaksanakan transformasi, baik dalam hal kurikulumnya maupun sarana dan prasarana penunjang lainnya” imbuhnya.
Peserta kegiatan ini adalah siswa, guru, dan orang tua siswa. Kegiatan dilaksanakan di lingkungan PAUD Ar-Rafa 2. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan yang dikemas dalam bentuk permainan oleh 4 kelompok dosen ini.
Permainan dilakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, kognitif, dan emosi pada anak usia dini. Dengan tersedianya APE di sekolah dan rumah, diharapkan anak dapat mencapai potensi perkembangan yang optimal sehingga bisa menyelesaikan setiap tugas perkembangannya dengan baik.
Sesi pertama dibuka dengan materi peningkatan kemampuan motorik kasar melalui pengembangan fasilitas playground. Kegiatan dilaksanakan di area luar kelas. Materi disampaikan oleh Tarma, Shinta Doriza, dan Muhammad Faesal lalu dilanjutkan permainan yang difasilitasi oleh Zahwa Nurhaliza, Sandina Aqilah Diandaru, Asih Nurholifah, dan Eko Gusti Priambodo.
Selain motorik kasar, terdapat materi optimalisasi perkembangan motorik halus melalui APE yang disampaikan oleh Uswatun Hasanah, Prastiti Laras Nugraheni, Hurriyyatun Kabbaro, dan Riswano. Anak-anak antusias belajar meronce dan mewarnai yang difasilitasi oleh Mardiana, Aisya Putri Istiqoma, dan Abdul Malik.
Selanjutnya terdapat materi mengenai stimulasi perkembangan kognitif yang disampaikan oleh Maya Oktaviani, Elmanora, Nurlaila A Mashabi, Rachmadina Rafika Triani, dan Mirdat Silitonga. Pada sesi ini, anak-anak belajar mengenal bentuk geometri, mencocokkan bentuk bayangan, mengenal huruf, menyebutkan nama benda, dan bermain logika. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh Ami Sabrina, Eka Nur Pebriyanti Muchtar, dan Putri Mevia Aldillah.
Sesi terakhir berisi materi tentang peningkatan perkembangan emosi. Pada sesi ini, Reno Irwanto, Mulyati, Jaka Marsita, dan Bimo Kuncoro Jati mengenalkan berbagai APE yang dapat digunakan untuk mengenalkan bermacam-macam emosi pada anak. Misalnya ada buku, flash card, roda emosi, rubik, dan karpet ular tangga. Permainan ular tangga dipandu oleh Dian Kurnia dan Indah Nur Wulan.
Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi kolaboratif yang melibatkan dosen, mahasiswa, pengurus Yayasan Ar-Rafa Ilmi Singasari, kepala sekolah, serta para guru PAUD Ar-Rafa 2. Dalam diskusi tersebut, seluruh pihak menyatakan komitmennya untuk menjalin kerja sama berkelanjutan guna mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung tercapainya tugas-tugas perkembangan anak usia dini sehingga mereka memiliki kesiapan optimal dalam memasuki jenjang pendidikan formal. (H-2)
PENYANYI Nola B3 membagikan kisahnya mendampingi anak-anaknya saat akan mulai bersekolah di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di dalam podcast Bincang Inspiratif Tanoto Foundation.
Kondisi kesejahteraan guru secara umum, saat ini masih terbilang rendah dan belum sebanding dengan pengabdian yang mereka berikan.
Data indeks ini dapat dirinci secara lebih granular, per provinsi atau per kabupaten/kota agar kepala daerah dapat memiliki target yang lebih relevan dengan kondisi wilayahnya.
Penyelenggaraan PAUD di Indonesia masih mengalami tantangan besar dalam hal pemerataan akses dan tata kelola.
PENDIDIKAN Anak Usia Dini (PAUD) nonformal tidak boleh terpisahkan dari peta jalan pendidikan nasional karena merupakan fondasi penting untuk tumbuh kembang generasi penerus bangsa.
Program kuliah gratis ini merupakan bentuk komitmen UI dalam memperluas akses pendidikan dan memberikan bantuan kepada tenaga kependidikan dan tenaga pendidik (dosen) di lingkungan UI.
Tim UNJ mengadakan pelatihan bagi guru-guru mengenai pengembangan kurikulum, penyusunan media pembelajaran digital, serta kegiatan pendampingan belajar bagi siswa.
Dosen disebut berperan penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global.
Riset-riset aplikatif, mulai dari produk pangan hingga inovasi probiotik mendukung sektor perikanan di Maluku Utara.
PEMERINTAH resmi memperluas skema tunjangan kinerja (tukin) kepada 31.066 dosen aparatur sipil negara (ASN) yang sebelumnya hanya menerima tunjangan profesi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved