Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
DOSEN dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (Prodi PKK FT UNJ) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di PAUD Ar-Rafa 2, Desa Singasari, Kecamatan Jonggol. Acara yang dilaksanakan pada 10-11 Juni 2025 ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Kepala Yayasan Ar-Rafa Ilmi Singasari, Namin, menyambut hangat pelaksanaan kegiatan ini. Bertajuk “Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk Stimulasi Perkembangan pada Anak Usia Dini (AUD)”, kegiatan ini diharapkan dapat menjalin kolaborasi jangka panjang antara Prodi PKK FT UNJ dengan stakeholder dan berbagai Lembaga pendidikan di lingkungan Desa Singasari.
Koordinator Program Studi PKK, Elmanora, menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini, terjadi penerapan pengetahuan dalam bentuk kontribusi nyata untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
“Kami meyakini bahwa golden age adalah masa krusial bagi anak usia dini. Stimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, kognitif, dan sosial-emosional menjadi penting bagi mereka. Orangtua dan guru perlu memahami cara stimulasi yang tepat untuk dapat mencapai perkembangan optimal pada anak” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, kepala PAUD Ar-Rafa 2, Neneng mengharapkan agar agenda pengabdian kepada masyarakat ini dapat diteruskan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya bagi PAUD Ar-Rafa 2. “Kami sangat mengharapkan agar agenda ini dapat dilaksanakan secara kontinyu agar PAUD kami bisa melaksanakan transformasi, baik dalam hal kurikulumnya maupun sarana dan prasarana penunjang lainnya” imbuhnya.
Peserta kegiatan ini adalah siswa, guru, dan orang tua siswa. Kegiatan dilaksanakan di lingkungan PAUD Ar-Rafa 2. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan yang dikemas dalam bentuk permainan oleh 4 kelompok dosen ini.
Permainan dilakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, kognitif, dan emosi pada anak usia dini. Dengan tersedianya APE di sekolah dan rumah, diharapkan anak dapat mencapai potensi perkembangan yang optimal sehingga bisa menyelesaikan setiap tugas perkembangannya dengan baik.
Sesi pertama dibuka dengan materi peningkatan kemampuan motorik kasar melalui pengembangan fasilitas playground. Kegiatan dilaksanakan di area luar kelas. Materi disampaikan oleh Tarma, Shinta Doriza, dan Muhammad Faesal lalu dilanjutkan permainan yang difasilitasi oleh Zahwa Nurhaliza, Sandina Aqilah Diandaru, Asih Nurholifah, dan Eko Gusti Priambodo.
Selain motorik kasar, terdapat materi optimalisasi perkembangan motorik halus melalui APE yang disampaikan oleh Uswatun Hasanah, Prastiti Laras Nugraheni, Hurriyyatun Kabbaro, dan Riswano. Anak-anak antusias belajar meronce dan mewarnai yang difasilitasi oleh Mardiana, Aisya Putri Istiqoma, dan Abdul Malik.
Selanjutnya terdapat materi mengenai stimulasi perkembangan kognitif yang disampaikan oleh Maya Oktaviani, Elmanora, Nurlaila A Mashabi, Rachmadina Rafika Triani, dan Mirdat Silitonga. Pada sesi ini, anak-anak belajar mengenal bentuk geometri, mencocokkan bentuk bayangan, mengenal huruf, menyebutkan nama benda, dan bermain logika. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh Ami Sabrina, Eka Nur Pebriyanti Muchtar, dan Putri Mevia Aldillah.
Sesi terakhir berisi materi tentang peningkatan perkembangan emosi. Pada sesi ini, Reno Irwanto, Mulyati, Jaka Marsita, dan Bimo Kuncoro Jati mengenalkan berbagai APE yang dapat digunakan untuk mengenalkan bermacam-macam emosi pada anak. Misalnya ada buku, flash card, roda emosi, rubik, dan karpet ular tangga. Permainan ular tangga dipandu oleh Dian Kurnia dan Indah Nur Wulan.
Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi kolaboratif yang melibatkan dosen, mahasiswa, pengurus Yayasan Ar-Rafa Ilmi Singasari, kepala sekolah, serta para guru PAUD Ar-Rafa 2. Dalam diskusi tersebut, seluruh pihak menyatakan komitmennya untuk menjalin kerja sama berkelanjutan guna mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung tercapainya tugas-tugas perkembangan anak usia dini sehingga mereka memiliki kesiapan optimal dalam memasuki jenjang pendidikan formal. (H-2)
Hari Anak Nasional bukan sekadar perayaan namun merupakan momen refleksi untuk memperkuat komitmen semua pihak
Pendidikan bagi anak tidak sebatas pendidikan di lembaga formal maupun non formal, tetapi keberadaan anak di tengah-tengah keluarga juga menjadi bagian yang tidak kalah penting.
MENURUT Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, ada 10 hak dasar anak yang perlu dijamin oleh negara dan masyarakat, salah satunya adalah hak untuk bermain dan berekreasi.
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.Â
Pada tahun ajaran baru 2025/2026 ini, ada dua menu utama yang dapat dimanfaatkan oleh Guru dan Murid, yaitu menu Sumber Belajar dan Bank Soal.
Sejumlah riset tentang otak menunjukkan bahwa fondasi penting dalam kehidupan manusia bukan lagi berada di usia sekolah dasar.
Upaya ini merupakan langkah UI Â meningkatkan kualitas pendidikan yang bertaraf internasional yang pada ujungnya meningkatkan revenue bagi universitas.
SEORANG dosen di Kabupaten Sumba Barat Daya tewas di tempat setelah ditabrak mobil Suzuki APV di Jalan Raya Simpang SMPN 1 Wewewa Tengah, Desa Gollu Sapi, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta.
Program ini merupakan rangkaian Dospulkam tahap kedua yang disambut antusias oleh para pelaku usaha, khususnya penggiat bisnis makanan daring.
Dalam kegiatan ini dosen dan mahasiswa UMB tidak hanya menyampaikan materi edukatif mengenai energi terbarukan, tetapi juga mengadakan workshop instalasi panel surya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved