Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan kualitas udara di wilayah Jabodetabek sepanjang 2024 masih berada pada kategori tidak sehat, tetapi kondisinya semakin membaik jika dibandingkan dengan tahun 2023.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro mengatakan kualitas udara di Jakarta berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada awal Agustus 2024 masuk dalam kategori sedang sedang polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 61,77 persen. Sementara data pada 2023 di periode yang sama menunjukkan 67,33 persen.
“Wilayah Jabodetabek masih berwarna kuning alias tidak sehat, tapi polusi udara tahun 2024 masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2023. Data menunjukkan kualitas udara pada 1 Oktober 2023 adalah yang terburuk dengan PM 2,5 dan nilai konsentrasi 83,72. Tetapi jika kita lihat perbandingan dengan tahun lalu, tahun ini kondisinya jauh lebih baik.” jelasnya.
Baca juga : Kendaraan Bermotor Jadi Sumber Utama Pencemaran Udara Ibu Kota
Selain itu, Sigit menuturkan kualitas udara di Indonesia berada antara rentang baik sampai tidak sehat. Dijelaskan bahwa kondisi sedang pada kualitas udara Jakarta diartikan kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
“Jadi kualitas udara di Indonesia itu berada di antara baik sampai tidak sehat saja, tidak ada yang sangat tidak sehat dan sangat berbahaya. Sejauh ini untuk wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Tengah seperti biasa memiliki tingkat kualitas sangat baik,” ungkapnya.
Sementara itu, data KLHK mencatat dari tahun 1998 sampai 2022, kota Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia yang terjadi kebakaran selalu konsisten dengan tingkat pencemaran udara yang lebih tinggi sekitar PM 2,5. Tapi secara keseluruhan menunjukkan ada perbaikan penurunan pencemaran udara di daerah Jakarta pada tahun 2024.
“Kalau kita mengacu pada tahun lalu, kondisi udara kita di Jakarta untuk tahun ini akan tetap berada pada warna kuning atau tidak sehat sampai bulan September. Nanti jika mulai Oktober Jakarta potensi hujan sudah cukup terjadi, maka kita berharap kualitas udara akan jauh lebih sehat,” tuturnya.
Menurut Sigit, perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan sehat menjadi salah satu faktor penting adanya penurunan polusi udara di daerah perkotaan khususnya Jakarta.
“Kemungkinan gaya hidup kita juga yang sudah mulai banyak yang naik sepeda, perubahan penggunaan kendaraan listrik, perubahan gaya hidup berjalan kaki, menggunakan transportasi menjadi faktor-faktor penurunan pencemaran,” jelasnya.
Di sisi lain lanjut Sigit, faktor cuaca dan iklim seperti kemarau dan penghujan juga menjadi faktor yang mempengaruhi penurunan atau peningkatan kualitas udara di Jakarta. Dikatakan bahwa tahun 2024 jauh lebih basah sehingga berdampak pada menurunnya pencemaran udara.
“Kalau tahun kemarin durasi kemarau itu berkepanjangan, bahkan sampai Januari pun kan masih terjadi kemarau. Tapi di tahun 2024 kita jauh lebih basah jadi masih banyak hujan di bulan Juli, Agustus, mungkin menurut ramalan BMKG nanti Oktober kita sudah normal ada hujan lagi sehingga udara akan menjadi lebih bersih,” tandasnya.
Tanaman bukan sekadar elemen dekoratif, tetapi juga bagian dari solusi untuk kesehatan, kualitas udara, pangan sehat, dan ruang hidup yang lestari.
Menteri LHK, Hanif Faisol Nurofiq, meninjau langsung operasional instalasi pengolahan limbah cair berteknologi Integrated Fixed-film Activated Sludge (IFAS) di kawasan Jababeka
Aqimos hadir sebagai solusi untuk mempercepat proses pemantauan kualitas udara. Alat ini mampu memangkas waktu pelaporan dari 24 jam menjadi hanya 1,6 menit.
KLH KLH akan memberlakukan pengawasan ketat terhadap 4 ribu cerobong asap di 48 kawasan industri sekitar Jabodetabek. Hal itu dilakukan dalam upaya memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 152 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, pada pukul 04.10 WIB, berada di angka 118 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Sembilan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Rabu (9/7) pagi. Ketinggian air bervairasi, mulai 30 centimeter (cm) hingga satu meter.
Sebanyak 35 rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta masih dilanda banjir hingga Selasa (8/7) pukul 05.00 WIB. Banjir Jakarta terjadi karena hujan yang intens dan pasang air laut maksimum sejak Senin.
Pendaftaran peserta telah dibuka sejak Kamis (5/6) dan akan berakhir pada Jumat (4/7). Lalu peserta hadir audisi offline pada Sabtu (5/7).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga pukul 06.00 WIB, sebanyak 109 rukun tetangga (RT) di Jakarta masih baniir.
Acara ini menampilkan pertunjukan kolosal budaya pencak silat dan tarian tradisional Betawi oleh lebih dari 5 ribu pesilat dan 2 ribu penari dari berbagai padepokan dan sanggar di DKI Jakarta
Pakar mengatakan perbaikan arus lalu lintas di Jakarta bisa dilakukan tanpa harus menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk sistem baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved