Diduga Curang, Warga Depok Tuntut Transparansi PPDB 2024

Kisar Rajagukguk
26/6/2024 21:40
Diduga Curang, Warga Depok Tuntut Transparansi PPDB 2024
Emak-emak menggelar aksi protes terkait PPDB 2024 di Kota Depok yang diduga tidak transparan.(Ist)

AKSI protes dengan jumlah massa yang lebih besar akan kembali dilakukan jika tuntutan tidak dipenuhi. Intinya, proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kota Depok, Jawa Barat, tahun ajaran (TA) 2024-2025 harus transparan.

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok Roy Pangharapan dalam keterangannya, Rabu (26/6). Menurut dia, aksi protes dilakukan karena diduga ada kecurangan penerimaan dalam PPDB.

"Kami akan lakukan demonstrasi besar-besaran. Kita meminta direspons tuntutan orang miskin agar anak-anaknya bisa bersekolah di SMP-SMA-SMK negeri," kata Roy.

Baca juga : Puluhan Orang Tua Siswa Miskin di Depok Geruduk Kantor Wali Kota

Menurut dia, pemerintah melempar bola panas karena tidak berani mengambil keputusan terkait ditolaknya siswa-siswi miskin melanjutkan pendidikan di sekolah negeri. "Jika pemerintah merespons siswa-siswi miskin melanjutkan pendidikan di sekolah gratis, kami akan berterima kasih."

Ia mengaku sudah meminta Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Jawa Barat Asep Sudarsono, Ketua Musyawarah Kepala SMA Kota Depok sekaligus Kepala SMAN 4 Depok Mamad Mahpudin, dan Kepala Dinas Pendidikan Depok Siti Chaerijah Aurijah untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan difasilitasi oleh Gubernur Jawa Barat.

Sebelumnya, Selasa (25/6), ratusan emak-emak mendatangi Sekretariat Musyarah Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri di Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok, atas dugaan kecurangan PPDB.

Massa yang tergabung dalam DKR ini meminta transparansi pelaksanaan PPDB di Kota Depok. "Kami ingin kejujuran dari operator dan kepala sekolah dalam pelaksanaan PPDB. Pelaksanaan PPDB di Kota Depok 2024-2025 amburadul," ujar Roy.

Dia menduga ada mafia yang bermain dalam pelaksanaan PPDB di Kota Depok dan berharap pihak kepolisian segera mengusut. "Kalau memang tidak ada mafia kita minta transparan dibuka saja siswanya semuanya. Namanya siapa, tinggal di mana, jarak rumah ke sekolah berapa kilometer, dibuka kalau memang tidak ada sesuatu," tandasnya. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya