Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Ada Peningkatan Kasus DBD di Jakarta, Warga Diimbau Waspada

Putri Anisa Yuliani
28/2/2024 13:15
Ada Peningkatan Kasus DBD di Jakarta, Warga Diimbau Waspada
Ilustrasi pasien anak dengan gejala demam berdarah dengue (DBD).(Dok. Antara)

WARGA Ibukota diimbau untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kepala Pelayanan Medis RSUD Tamansari, Jakarta Barat, Ngabila Salama mengatakan, potensi kasus DBD meningkat. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rawat inap pasien DBD di RSUD Tamansari.

"Ada 2 kasus dewasa dan 3 kasus anak yang sedang dirawat. Kemarin dalam 1 hari ada 5 kasus DBD rencana rujukan dari puskesmas belum bisa dibantu diterima dirawat karena ruang rawat RSUD kami penuh," kata Ngabila, Rabu (28/2).

Saat ini untuk mencegah sakit dan keparahan dan kematian DBD tersedia vaksinasi pada anak dan dewasa yang dapat diberikan dua kali.

Baca juga : Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat, 120 Orang Dirawat dalam Dua Bulan

"Vaksinasi mengurangi risiko terkena sakit baik rawat jalan dan rawat inap sampai 90%-95%. Rekomendasi pemberian vaksin ini sudah tertulis dalam rekomendasi satgas imunisasi PAPDI dan IDAI pada 2023," jelasnya.

Vaksinasi ini juga bisa didapatkan di RSUD Tamansari untuk usia 6-45 tahun, pemberian dilakukan sebanyak dua kali dengan jeda waktu 3 bulan antardosis.

"Trend kasus DBD setiap tahun polanya akan selalu sama yakni mulai meningkat pada Desember dan akan mengalami puncak di April, lalu akan menurun kembali," terangnya.

Baca juga : Dinas Kesehatan Klaten Laporkan 39 Kasus DBD, Dua Meninggal

Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mencegah merebaknya kasus DBD yakni gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), gerakan 3M (menguras tempat penampungan air, menutup wadah penampungan air, mendaur ulang sampah wadah air).

"Perilaku hidup bersih dan sehat. Jangan ada baju-baju menggantung yang dapat menjadi sumber sarang nyamuk dan jentik. Juga masih ada daerah di Jakarta yang memiliki tanah kosong atau fasilitas umum yg perlu dipantau juga 3M-nya. Misal di taman, jalanan, tanah kosong, dan di sekolah," jelas Ngabila.

Nyamuk penyebar virus DBD aktif di pagi dan sore hari. Maka akan lebih baik melakukan penyemprotan nyamuk atau menggunakan lotion antinyamuk.

Baca juga : Waspada Gejala DBD, Agar Kondisi tidak Menjadi Berat

Aktifkan PSN di sembilan tatanan yakni tatanan kehidupan masyarakat sehat mandiri, tatanan permukiman dan fasilitas umum, tatanan satuan pendidikan, tatanan satuan pasar, tatanan pariwisata, tatanan transportasi dan tertib lalu lintas jalan, tatanan perkantoran dan perindustrian, tatanan perlindungan sosial, serta tatanan pencegahan dan penanggulangan bencana.

"Cegah keparahan dan meninggal dengan deteksi dan pengobatan dini. Bawa ke puskesmas segera jika ada gejala DBD untuk cek darah lengkap dan NS1 untuk deteksi cepat DBD, pemeriksaan ini gratis," imbuhnya.

Surveilans aktif berbasis masyarakat baik itu dari RT, RW, kader kesehatan dan jumantik kepada Puskesmas perlu digalakkan. Sistem rujukan dari Puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat pertama ke RS juga perlu ditingkatkan.

"Yang terpenting juga laporan dari RS untuk kasus DBD penting disampaikan segera agar puskesmas dapat melakukan penyelidikan segera dan melakukan fogging," tandasnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya