Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KASUS begal pada siang hari marak terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa waktu terakhir. Sering kali aksi pembegalan tersebut disertai dengan tindak kekerasan, dan penganiayaan hingga mengakibatkan korban cedera seumur hidup, bahkan meninggal dunia.
Seperti halnya kasus pembegalan yang menimpa seorang perempuan berinisial RS. Ia menjadi korban begal di Jalan Jenderal Ahmad Yani, tepatnya di depan Halte Trans-Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Jumat (23/2) siang.
Ibu rumah tangga yang sedang berdiri di trotoar itu tidak mengira dijadikan target oleh dua pria yang duduk berboncengan di atas sepeda motor. Korban pun tidak bisa melakukan perlawanan lantaran salah satu pelaku mengacungkan senjata tajam.
Baca juga : Pengosongan Ruko di Lebak Bulus Diwarnai Kekerasan oleh Kelompok Preman
Walaupun saat itu kondisi lokasi kejadian sedang ramai, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan niat dari pelaku untuk merampas ponsel milik korban dengan cara memaksa sambil mengacungkan celurit.
Akibat peristiwa tersebut, korban pun kehilangan ponsel miliknya. Kemudian korban langsung melaporkan kejadian pembegalan itu ke Polres Jakarta Pusat.
Menanggapi maraknya kasus begal pada siang hari, Sosiolog Universitas Gadjah Mada, Soeprapto menilai maraknya kejadian pembegalan itu disebabkan karena banyak masyarakat yang beraktivitas pada siang hari menggunakan perhiasan atau barang tertentu yang bisa memancing pelaku kejahatan melakukan aksinya.
Baca juga : Kekerasan Terhadap PRT Terus Meningkat, Pengesahan RUU PPRT Diminta jangan Gagal Lagi
"Pembegalan di siang hari ini terjadi karena banyak masyarakat yang disaat berpergian menggunakan perhiasan atau barang tertentu yang dapat memancing pelaku kejahatan. Bahkan, pembegalan ini juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang yang penampilannya biasa-biasa saja," kata Soeprapto saat dihubungi, Minggu (25/2).
Selain itu, lanjut Soeprapto, kesibukan masyarakat yang sangat kompleks juga jadi pemicu terjadinya kejahatan jalanan di siang hari. Hal itu karena kontrol sosial dari masyarakat sendiri saat ini sudah mulai melemah.
"Kontrol sosial masyarakat saat ini sudah mulai melemah, karena masing-masing anggota masyarakat berusaha mengejar kepentingannya. Dengan demikian kesempatan bagi pelaku kejahatan jalanan menjadi semakin meluas," ujarnya.
Baca juga : Begal Bersenjata Tajam Ancam Seorang Perempuan di Cempaka Putih
Oleh karena itu, Soeprapto mengingatkan agar pihak kepolisian dapat bertindak tegas dan meningkatkan intensitas patrolinya di tempat-tempat yang rawan terjadinya kejahatan jalanan.
Selain itu, pihak kepolisian juga dapat memaksimalkan fungsi CCTV di berbagai tempat yang rawan kejahatan jalanan agar kejadian-kejadian yang dapat merugikan masyarakat tersebut tidak terus terjadi.
"Penting juga melibatkan anggota masyarakat untuk ikut andil dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan kejahatan melalui langkah-langkan berani lapor, berani menjadi saksi, dan mampu mengumpulkan barang bukti," imbuhnya. (Z-5)
Para pelaku selalu mempersenjatai diri dengan senjata tajam berupa golok. Mereka tidak segan-segan membacok korban, jika tidak menyerahkan kendaraannya.
TEREKAM kamera pengawas atau CCTV saat beraksi, tiga pelaku begal dengan modus meminta hotspot ditangkap satreskrim Polrestabes Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Polisi di Kabupaten Bekasi terus menekan tingkat kriminalitas jalanan
KABID Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan tindakan yang meresahkan masyarakat yang dilakukan gangster di bulan Ramadan ini menurun.
Setelah kejadian pembegalan dan mengetahui jika polisi memburunya, terduga pelaku tidak pernah lagi pulang ke rumahnya.
Kejadian itu bermula saat korban sedang menghubungi rekannya untuk meminta bantuan. Tiba-tiba pelaku menggunakan sepeda motor mencoba merampas ponsel yang sedang dipegang korban.
Wiyagus menyatakan masih banyak kekurangan yang dilakukan Polda Jawa Barat selama 2023. Pihaknya akan berusaha pada 2024 untuk bisa lebih baik dari 2023.
Peningkatan jumlah kasus tahun 2023 dibanding tahun lalu sekitar 41,30%. Ini cukup signifikan.
Ada tiga jenis kasus paling menonjol, yakni pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian dengan kekerasan (curas), dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
Para tersangka diringkus dalam Operasi Libas Lodaya 2024 yang dilaksanakan pada 6-16 Juni 2024
Selama 2024 terjadi 335 kasus pencurian sepeda motor. Jumlah ini turun 46% dibanding 2023, yang sebanyak 642 kasus
Polri berkomitmen menekan angka kriminalitas selama periode angkutan lebaran 2023. Komitmen tersebut diwujudkan dengan menyebar personel di tengah-tengah masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved