Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) semakin mempertegas komitmen memperluas kawasan rendah emisi atau low emission zone (LEZ). Hal ini dinilai sebagai upaya strategis untuk mengurangi dampak buruk polusi udara di Jakarta.
Rencana ini disampaikan pada Diskusi Pemantauan Kualitas Udara 2023 dan Strategi Pengendalian Kualitas Udara Melalui Kawasan Rendah Emisi di DKI Jakarta, Rabu (17/1) yang diselenggarakan bersama Clean Air Catalyst, sebuah inisiatif tingkat internasional untuk perbaikan kualitas udara di kota-kota dunia yang didukung oleh USAID serta ITDP Indonesia, dan dilaksanakan oleh WRI Indonesia dan Vital Strategies.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan bahwa perluasan LEZ merupakan bagian dari strategi pengendalian pencemaran udara di Jakarta. Upaya ini ditindaklanjuti serius dengan dikeluarkannya Keputusan Gubernur No. 576 Tahun 2023 Tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara.
Baca juga : Kualitas Udara Jakarta Kembali Memburuk pada Minggu Pagi
“Dalam poin Kepgub itu mengatur kajian terkait kriteria kawasan rendah emisi, penyusunan peraturan terkait kriteria kawasan rendah emisi, penetapan lokasi Kawasan Bebas Kendaraan Bermotor (permanen)” ujar Asep dalam keterangan resmi, Minggu (21/1).
Saat ini, Jakarta memiliki dua kawasan rendah emisi yang berlokasi di Kawasan Kota Tua dan Tebet Eco Park sebagai percontohan ke depan, gagasan mengenai kawasan rendah emisi akan semakin diperdalam agar tidak hanya jumlahnya yang dapat diperbanyak, tetapi kawasan tersebut akan mengedepankan prinsip inklusivitas dengan manfaat terbesar dapat dirasakan oleh warga sendiri dalam memenuhi kebutuhan mobilitas sehari-hari dan memperhitungkan faktor kenyamanan, kesehatan, dan keamanan pengguna. Untuk mewujudkan misi perluasan kawasan rendah emisi itu, Dinas Perhubungan juga siap bersinergi membantu upaya DLH tersebut.
Asep menambahkan, dalam proses kajian kawasan rendah emisi, DLH dibantu berbagai pihak, salah satunya adalah konsorsium Clean Air Catalyst (Catalyst), yang didukung oleh USAID, dan dilaksanakan oleh WRI Indonesia, Vital Strategies dan ITDP Indonesia. Konsorsium di tingkat internasional ini bergerak untuk percepatan perbaikan kualitas udara di kota-kota dunia dan memiliki tiga fokus utama dalam penanggulangan dampak buruk polusi udara.
Baca juga : Pemprov DKI bakal Perluas Akses Uji Emisi
"Kami berharap dengan perluasan kawasan rendah emisi, Kota Jakarta naik kelas menuju global dengan kualitas udara yang semakin membaik," kata Asep.
Satya Utama, Manajer Program Clean Air Catalyst, menyampaikan antusiasme atas kesempatan yang diberikan untuk bekerja sama dengan DLH dan Dinas terkait untuk terus mengoptimalisasi desain dan pelaksanaan kawasan rendah emisi yang lebih inklusif, mengikutsertakan aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang paling membutuhkan.
“Dari kegiatan Lingkar Belajar yang diadakan tahun lalu oleh WRI Indonesia, kami mendapat masukan dari beberapa warga di sekitar KRE di daerah Kota Tua. Dari sana kami mempelajari bahwa pembangunan kawasan rendah emisi di satu sisi memiliki dampak yang dapat memengaruhi tingkat kepadatan kendaraan di dekat pemukiman warga, dimana jalan-jalan tersebut dijadikan sebagai jalan alternatif untuk menghindari KRE, yang alih-alih memberi manfaat justru menimbulkan tantangan baru di sektor kesehatan dan keamanan,” kata Satya Utama.
Baca juga : 161 Water Mist sudah Terpasang di DKI Jakarta
“Menggarisbawahi kolaborasi semua pihak dan mengedepankan partisipasi aktif masyarakat dalam proses desain hingga implementasi kawasan rendah emisi untuk luaran yang tepat guna dan inklusif sepatutnya menjadi prioritas kita bersama dalam mewujudkan visi kawasan rendah emisi yang tidak hanya mengurangi dampak polusi udara tetapi juga menyejahterakan warga,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Keahlian Pengelolaan Udara dan Limbah Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Puji Lestari yang juga Co-Principal Investigator Clean Air Catalyst, dalam kegiatan diskusi mempresentasikan hasil inventarisasi emisi sektor transportasi di 2023. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penyumbang terbesar emisi PM2.5 dan Black Carbon adalah Heavy-Duty Vehicle atau yang lebih dikenal dengan kendaraan berat seperti truk dan kendaraan penumpang berbahan bakar diesel, dengan kontribusi masing-masing 28,6% untuk PM2.5 dan 38,9% untuk Black Carbon. Sementara, penyumbang tertinggi untuk Gas Rumah Kaca (GRK), Karbon Monoksida (CO) dan Volatile Organic Compounds (VOC), adalah kendaraan berbahan bakar bensin, sepeda motor, dan mobil penumpang.
"Maka dari itu, perlu adanya intervensi kebijakan dari pemerintah dalam menurunkan emisi tersebut, salah satunya Penerapan LEZ (Kawasan Rendah Emisi)," imbuh Puji.
Baca juga : Pemprov DKI Perluas Akses Uji Emisi Bagi Masyarakat
Puji menjelaskan, pengertian dasar LEZ adalah sebagai kawasan yang dibatasi aksesnya bagi kendaraan bermotor yang memiliki emisi tinggi. Kebijakan ini telah diterapkan di berbagai kota di dunia, termasuk di Singapura, London, dan Mexico City. "LEZ efektif dalam mengurangi polusi udara di perkotaan. Di Singapura, misalnya, penerapan LEZ telah menurunkan emisi PM2.5 hingga 30%," pungkas Puji.
Kasie Manajemen Lalu Lintas Jalan Dishub DKI Jakarta Irani Handalia pada acara Diskusi tersebut menyampaikan bahwa tidak kalah pentingnya dalam menyukseskan kebijakan KRE ini adalah peran aktif masyarakat dalam turut berpartisipasi melaksanakan KRE serta beralih menggunakan angkutan umum dari kendaraan pribadi dalam beraktifitas.
(Z-9)
KPU RI melakukan kontrak dengan broker Alfalima Cakrawala Indonesia untuk penyewaan private jet.
Proyek green hydrogen to power tersebut sejalan dengan Rencana Aksi Nasional Hidrogen dan Amonia yang baru diluncurkan Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terus mendorong penggunaan kendaraan listrik secara masif sebagai langkah strategis demi menekan tingkat polusi udara.
MMS Group Indonesia (MMSGI) menegaskan komitmennya terhadap pelaksanaan keberlanjutan lingkungan.
Penerapan sistem informasi berbasis teknologi seperti SSIINas ini dapat memberikan kemudahan bagi sektor industri untuk melaporkan data emisinya secara terintegrasi.
PT Pertamina International Shipping (PIS) mencatat pencapaian signifikan dalam upaya dekarbonisasi di sepanjang 2024.
Kampanye ini menghadirkan instalasi visual mencolok berupa “gelembung transparan” yang ditempati oleh aktor, sebagai simbol perbedaan perlindungan antara segelintir orang.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 152 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, pada pukul 04.10 WIB, berada di angka 118 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Pencemaran Udara Alami, Contoh & Dampak. Pencemaran udara alami: kenali penyebab, contoh, dan dampak buruknya bagi kesehatan serta lingkungan. Solusi efektif atasi polusi!
Dampak polusi udara tidak hanya dirasakan secara fisik melalui gangguan kesehatan, tetapi juga secara ekonomi akibat penurunan produktivitas masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved