Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENYEMPROTAN air ke jalan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta memiliki hasil yang beragam. Metode penyemprotan air sebenarnya sudah dilakukan di berbagai negara, bahkan terdapat berbagai penelitian yang menilai metode tersebut tidak efektif. Namun ada juga menilai cukup untuk mengurangi menurunkan debu di jalanan.
"Dengan beberapa penjelasan maka memang harus betul-betul dianalisa secara ilmiah cara apa yang akan kita gunakan untuk mengatasi polusi udara yang masih terus buruk pada hari-hari ini," kata Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan resmi, Minggu (27/8).
Penelitian di Tiongkok, yang dimuat dalam jurnal ilmiah Toxics, pada Juni 2021, menyebutkan Large-Scale Spraying of Roads with Water Contributes to, Rather Than Prevents, Air Pollution, atau disebutkan bahwa metode itu bukan mencegah tapi justru manambah polusi.
Baca juga: Tak Hanya Ganggu Pernapasan, Polusi Juga Picu Masalah Kulit
Hasil penelitian secara lengkapnya menyebutkan penyemprotan air keran atau air sungai dalam jumlah besar ke jalan menyebabkan peningkatan konsentrasi dan kelembapan PM2.5 dan penyemprotan yang terus menerus setiap hari menghasilkan efek kumulatif pada polusi udara.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan menyemprot jalan dengan air justru meningkatkan, bukan menurunkan, konsentrasi PM2.5 sehingga merupakan sumber baru aerosol antropogenik dan polusi udara.
"Jadi tegasnya penelitian ini menyatakan menyemprotkan air dalam jumlah besar ke jalan cenderung meningkatkkan konsentrasi PM2,5 dan juga kelembaban," ujar dia.
Baca juga: Penyiraman Jalan Tak Efektif Tangani Polusi, Ini Kata Heru Budi
Tjandra menjelaskan India pernah juga mencoba menyemprotkan air di polusi udara kota New Delhi, tetapi tidak memberikan hasil yang memadai, dan dituliskan di The Times of India pada November 2020 bahwa mungkin penyemprotan air akan ada gunanya hanya pada daerah yang sedang banyak membangun gedung dan mengeluarkan banyak debu, yang jika terbawa angin dapat berbahaya.
"Di taman kota New Delhi seperti Nehru Park pernah pula dicoba disemprotkan semacam uap atau kabut air, melalui cerobong besar, jadi air dari tangki lalu disalurkan ke mesin dan disemprotkan sudah dalam bentuk uap atau kabut air, walau ini tentu juga belum ada kajian ilmiah yang tegas pula," ungkapnya.
Di sisi lain, penelitian yang berjudul Environmental Chemistry Letters volume pada 2014 menyebutkan penyemprotan air secara geoengineering dapat menurunkan kadar polusi PM 2.5 secara efisien.
"Tetapi memang metodologi penelitian pada 2014 ini tidaklah selengkap penelitian di jurnal Toxic yang juga tahunnya lebih baru yakni pada 2021 sehingga secara ilmiah kita jelas membandingkan ke duanya," ucapnya.
Sementara pada laporan penelitian lanjutan di Maret 2022 yang dipublikasi di Jurnal ilmiah Proc. ACM Interact. Mob. Wearable Ubiquitous Technol memberi perspektif yang berbeda pula. Peneliti ini menggunakan metode iSpray (Intellegent Spraying), suatu desain software baru tentang tehnik penyemprotan air yang lebih baik.
Hasil penelitian mereka menyebutkan iSpray reduces the total sprayer switch-on time by 32%, equivalent to 1, 782 m3 water and 18, 262 kwh electricity in our deployment, while decreasing the days of poor air quality at key spots by up to 16%. Artinya, iSpray dengan intelegensia memberi cara penyemprotan yang lebih efisien dan memberi dampak baik pula pada penanganan polusi udara. (Z-1)
Kampanye ini menghadirkan instalasi visual mencolok berupa “gelembung transparan” yang ditempati oleh aktor, sebagai simbol perbedaan perlindungan antara segelintir orang.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terus mendorong penggunaan kendaraan listrik secara masif sebagai langkah strategis demi menekan tingkat polusi udara.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 152 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, pada pukul 04.10 WIB, berada di angka 118 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Pencemaran Udara Alami, Contoh & Dampak. Pencemaran udara alami: kenali penyebab, contoh, dan dampak buruknya bagi kesehatan serta lingkungan. Solusi efektif atasi polusi!
Dampak polusi udara tidak hanya dirasakan secara fisik melalui gangguan kesehatan, tetapi juga secara ekonomi akibat penurunan produktivitas masyarakat.
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved