Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENYEMPROTAN air ke jalan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta memiliki hasil yang beragam. Metode penyemprotan air sebenarnya sudah dilakukan di berbagai negara, bahkan terdapat berbagai penelitian yang menilai metode tersebut tidak efektif. Namun ada juga menilai cukup untuk mengurangi menurunkan debu di jalanan.
"Dengan beberapa penjelasan maka memang harus betul-betul dianalisa secara ilmiah cara apa yang akan kita gunakan untuk mengatasi polusi udara yang masih terus buruk pada hari-hari ini," kata Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan resmi, Minggu (27/8).
Penelitian di Tiongkok, yang dimuat dalam jurnal ilmiah Toxics, pada Juni 2021, menyebutkan Large-Scale Spraying of Roads with Water Contributes to, Rather Than Prevents, Air Pollution, atau disebutkan bahwa metode itu bukan mencegah tapi justru manambah polusi.
Baca juga: Tak Hanya Ganggu Pernapasan, Polusi Juga Picu Masalah Kulit
Hasil penelitian secara lengkapnya menyebutkan penyemprotan air keran atau air sungai dalam jumlah besar ke jalan menyebabkan peningkatan konsentrasi dan kelembapan PM2.5 dan penyemprotan yang terus menerus setiap hari menghasilkan efek kumulatif pada polusi udara.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan menyemprot jalan dengan air justru meningkatkan, bukan menurunkan, konsentrasi PM2.5 sehingga merupakan sumber baru aerosol antropogenik dan polusi udara.
"Jadi tegasnya penelitian ini menyatakan menyemprotkan air dalam jumlah besar ke jalan cenderung meningkatkkan konsentrasi PM2,5 dan juga kelembaban," ujar dia.
Baca juga: Penyiraman Jalan Tak Efektif Tangani Polusi, Ini Kata Heru Budi
Tjandra menjelaskan India pernah juga mencoba menyemprotkan air di polusi udara kota New Delhi, tetapi tidak memberikan hasil yang memadai, dan dituliskan di The Times of India pada November 2020 bahwa mungkin penyemprotan air akan ada gunanya hanya pada daerah yang sedang banyak membangun gedung dan mengeluarkan banyak debu, yang jika terbawa angin dapat berbahaya.
"Di taman kota New Delhi seperti Nehru Park pernah pula dicoba disemprotkan semacam uap atau kabut air, melalui cerobong besar, jadi air dari tangki lalu disalurkan ke mesin dan disemprotkan sudah dalam bentuk uap atau kabut air, walau ini tentu juga belum ada kajian ilmiah yang tegas pula," ungkapnya.
Di sisi lain, penelitian yang berjudul Environmental Chemistry Letters volume pada 2014 menyebutkan penyemprotan air secara geoengineering dapat menurunkan kadar polusi PM 2.5 secara efisien.
"Tetapi memang metodologi penelitian pada 2014 ini tidaklah selengkap penelitian di jurnal Toxic yang juga tahunnya lebih baru yakni pada 2021 sehingga secara ilmiah kita jelas membandingkan ke duanya," ucapnya.
Sementara pada laporan penelitian lanjutan di Maret 2022 yang dipublikasi di Jurnal ilmiah Proc. ACM Interact. Mob. Wearable Ubiquitous Technol memberi perspektif yang berbeda pula. Peneliti ini menggunakan metode iSpray (Intellegent Spraying), suatu desain software baru tentang tehnik penyemprotan air yang lebih baik.
Hasil penelitian mereka menyebutkan iSpray reduces the total sprayer switch-on time by 32%, equivalent to 1, 782 m3 water and 18, 262 kwh electricity in our deployment, while decreasing the days of poor air quality at key spots by up to 16%. Artinya, iSpray dengan intelegensia memberi cara penyemprotan yang lebih efisien dan memberi dampak baik pula pada penanganan polusi udara. (Z-1)
Mencegah polutan di rumah bisa dimulai dengan mengidentifikasi sumbernya dari mana sehingga bisa dihilangkan.
Buah yang mengandung banyak air, seperti semangka dan jeruk, sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien anak-anak.
IDAI menyarankan agar orang tua memberikan banyak buah-buahan yang kaya akan air kepada anak-anak yang tinggal di perkotaan dengan tingkat polusi udara yang tinggi.
Jika manusia terpapar udara yang mengandung lima mikrogram polusi partikulat kecil per meter kubik dalam jangka panjang maka paru-paru mereka mengalami penuaan dini hingga dua tahun.
Risiko ini akan menjadi jauh lebih mungkin dialami oleh masyarakat yang tinggal di kawasan metropolitan seperti Jabodetabek.
Ayom All Purpose Sunscreen Body Lotion. Produk yang berfungsi sebagai tabir surya sekaligus body lotion itu memiliki kandungan SPF 50
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
DINAS Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan WRI Indonesia secara resmi memperkenalkan tiga peralatan pemantau kualitas udara baru bertaraf reference-grade.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad meminta Pemprov DKI Jakarta melakukan upaya-upaya untuk menjaga kesehatan masyarakat dari buruknya kualitas udara di Jakarta.
Kondisi air dan udara, terutama di Ibu Kota Jakarta, yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Polusi udaranya memburuk dan masuk dalam kategori tidak sehat.
Anggota Komisi D Fraksi PSI, Justin Adrian mengatakan Pj Heru dianggap memandang remeh polusi udara yang menyebabkan banyak penyakit khususnya Iritasi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved