Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Pakse Laos belajar dan studi lapangan terhadap pengelolaan lumpur tinja di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Wakil Gubernur Pemkot Pakse Laos Mr. Somboom Heuangvongsa selaku pemimpin rombongan telah melakukan pertemuan bersama Pemkot Bekasi di Aula Nonon Sonthanie, Kantor Wali Kota Bekasi, Rabu (7/12). Mereka menjelaskan maksud dan tujuan untuk mengadopsi sistem dan regulasi yang berlaku terkait pengelolaan lumpur tinja di Kota Bekasi.
"Pertemuan terlaksana atas 2 GGGI dari FSMA (Indonesia) dan Laos. Salah satu tujuan kedatangan ingin belajar tentang sanitasi Kota Bekasi yang menjadi salah satu terbaik di Indonesia," kata Somboom Heuangvongsa, Kamis (8/12).
Ia menjelaskan, sebelumnya Pemkot Pakse Laos telah berkunjung ke Kementerian PUPR, Bappenas, dan Kota Depok untuk melihat pengolahan limbah. Rencananya setelah berkunjung ke Kota Bekasi dilanjutkan ke Kota Solo.
Somboom mengaku Pemkot Pakse Laos sangat terkesan dengan sanitasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
"Kami sangat antusias dengan pengelolaan limbah di Kota Bekasi. Kami juga menilai praktis sanitasi pengelolaan limbah cukup baik karena perbedaaan luas wilayah dan kepadatan penduduk. Kami ingin belajar banyak di Kota Bekasi. Kami ingin mengadopsi tidak hanya teknologi namun regulasi yang diperlukan dalam rangka menunjang pengelolaan air limbah," jelasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Reny Hendrawati mengatakan pihaknya merasa terhormat atas kunjungan belajar dari negara Laos.
"Selamat datang di Kota Bekasi. Kami berterimakasih karena telah menunjuk pengelolaan lumpur tinja di sini. Kami mendapatkan kehormatan untuk menjadi tempat pelaksanaan pengelolaan lumpur tinja," ujarnya.
Ia mengungkapkan, Pemkot Bekasi terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan memberikan inovasi dalam pengelolaan limbah. Diantaranya membuat peningkatan sanitasi layak mencapai 98% dan belum sanitasi sebesar 2%.
Selain itu, lanjutnya, Pemkot Bekasi berupaya maksimal dalam mengelola air limbah domestik. Salah satunya dengan mengembangkan kelembagaan yaitu membentuk sebuah badan layanan umum daerah unit pelaksana teknis pengelolaan air limbah domestik.
"Adapun teknologi yang digunakan Pemkot Bekasi melalui BLUD UPTD PALD menggunakan teknologi mechanical dengan kapasitas pengolahan black water 120 M³/hari dan grey water 600 M³/hari dan telah memiliki 9.449 pelanggan," terangnya.
Menurutnya, lantaran wilayah Kota Bekasi sangat terbatas maka dipilihlah kebijakan untuk pengembangan SPALD-S (Sistem Pengelolaan Air Limbah-Setempat) menggunakan septic tank yang nantinya akan beralih menjadi SPALD-T (Sistem Pengelolaan Air Limbah - Terpusat) seperti Sewerage System.
Reny juga berharap dengan adanya kunjungan dan studi lapangan itu dapat menjadikan Pemkot Pakse Laos untuk lebih baik lagi dalam mengelola lumpur.
"Selain itu, menjadikan motivasi bagi Pemkot Bekasi untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik terkait pengelolaan air limbah domestik," pungkasnya.(OL-13)
Baca Juga: Polres Metro Bekasi Kota Perketat Penjagaan
Check, Mate Cate menyajikan ruang yang menyatukan catur, olahraga dan musik.
Pembukaan gerai Ta Wan di Aeon Mall Deltamas menghadirkan promo Ramadan Meriah mulai dari Rp 199.000.
Apakah anda familiar dengan menu mocktail yang ada di restoran? Apa sih sebenarnya mocktail itu sendiri?
Kota Bekasi kembali diramaikan dengan digelarnya Pasar Senggol yang kali ini menyuguhkan suasana kuliner ala pantai.
HokBen+ menawarkan nuansa store yang baru serta pengalaman kuliner menyenangkan.
Di cabang ini, Uji Matcha menawarkan beragam pilihan dessert, wagashi, dan minuman berbahan dasar matcha ceremonial Jepang yang berkualitas.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Pengamat perkotaan Nirwono Joga mengatakan, ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan oleh Pemprov DKI guna mengurangi pencemaran air tanah maupun air permukaan.
Air limbah jika dibuang langsung ke badan air tanpa diolah terlebih dahulu bukan hanya menimbulkan kerusakan lingkungan tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat.
"Mudah-mudahan bisa di dalam kota. Kita cari tanah pemda yang luasnya 5 hektare buat kita bangun RDF. Kemungkinan di utara daerah Rorotan, aset pemda ada di sana,"
Pengelolaan TMII oleh PT TWC ditargetkan memberi kontribusi yang signifikan bagi pendapatan negara. Diharapkan, pengembangan TMII juga lebih profesional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved