Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil meradang lantaran laporan dugaan pungutan liar (pungli) berkedok sumbangan di SMAN 3 Kota Bekasi.
Kang Emil, begitu ia biasa disapa, memposting unggahan hasil rapat silaturahmi orang tua dan komite SMAN 3 Kota Bekasi yang meminta sumbangan awal tahun sebesar Rp4,5 juta dan sumbangan bulanan Rp300 ribu hingga lulus dari sekolah.
"Di sekolah negeri baik SMA/SMK/SLB yang menjadi kewenangan Provinsi. Semua urusan anggaran pendidikan itu sepenuhnya diurus oleh negara," sebut Ridwan Kamil dalam media sosial resminya di Facebook, Instagram, dan Twitter, Rabu (16/11).
Ia menegaskan, kalaupaun ada urgensi pemungutan biaya, hal itu pun harus mendapatkan izin tertulis dari Gubernur Jawa Barat.
"Saya sudah mengirimkan Kadisdik untuk menelusuri pungutan di atas, dan segera memberi sanksi jika ada pelanggaran aturan yang disengaja oleh sekolah yang bersangkutan," tegasnya.
"Jika ada praktik keliru yang sama di sekolah-sekolah menengah negeri lainnya, segera dilapori kepada kami atau @disdikjabar," tambahnya.
Postingan Kang Emil mendapat respon luar biasa dari netizen. Untuk instagramnya, ada sebanyak 14.319 komentar yang mengeluhkan pungli tersebut. Sebelumnya, jagad media sosial juga dihebohkan beredarnya video rapat komite SMAN 3 Kota Bekasi terkait dugaan pungli di sekolah negeri tersebut.
Dalam video itu tampak seorang tengah melakukan presentasi di depan sejumlah orang yang diduga para orang tua atau wali murid. Pria itu diduga dari pihak sekolah.
"Dalam rangka mencapai ini tadi, maka dibutuhkan anggaran. Ini kebutuhannya. kebutuhan yang akan kita capai. Kalau kita sedikit rinci, 4,7 itu untuk satu kali dalam arti, sampai dengan kelas 3," kata Pria tersebut. Tampak pada layar presentasi infocus dalam rapat itu angka Rp4,7 juta.
Hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari pihak SMAN 3 Kota Bekasi atas kemarahan Kang Emil terkait dugaan pungli sekolah tersebut. (OL-8)
Pada acara ini, berhasil dikumpulkan sebanyak 147 pasang sepatu. Sepatu-sepatu ini nantinya akan disalurkan kepada yang membutuhkan.
SEKOLAH Negeri SMA-SMK di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) dikabarkan memungut bayaran pembangunan jutaan rupiah per siswa. Bayaran tersebut lebih besar dari SMA-SMK swasta.
DUNIA pendidikan kembali dikejutkan oleh dugaan pungli di SMKN 1 Depok. Pungli di sekolah disebut bukan hal baru, tetapi lagu lama yang terus diulang-ulang, seakan tanpa efek jera.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia mendesak Korlas dan Komite Sekolah dibubarkan karena marak pungli.
Dengan anggaran yang telah diluncurkan oleh Pemkab Demak, sekolah negeri tidak boleh menarik biaya dari wali murid ataupun peserta didik yang baru.
Harus ada upaya yang sistematis untuk mencegah sekaligus menindak. Hal itu bisa dilakukan melalui mata pelajuran baik itu intrakulikuler, kokurikuler, maupun ekstrakulikuler.
Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, selebgram Lisa Mariana, dan anak berinisial CA telah menjalani tes DNA di Bareskrim Polri, Jakarta. Hasil tes akan keluar dalam waktu 5 hingga 10 hari.
Ridwan Kamil melaporkan Lisa ke Bareskrim Polri dengan dugaan pelanggaran UU ITE
Pengambilan sampel darah dan air liur terhadap Ridwan Kamil, Lisa Mariana, dan anak CA dilakukan oleh tim Pusdokkes Polri
Ridwan Kamil, mengaku sebagai pihak yang berinisiatif meminta dilakukan tes DNA untuk memastikan status ayah biologis dari CA, anak selebgram Lisa Mariana.
Ridwan Kamil, tidak dipertemukan dengan selebgram Lisa Mariana dan anaknya, CA, saat menjalani tes DNA di Gedung Bareskrim Polri
Ridwan Kamil, bersama selebgram Lisa Mariana dan anaknya yang berinisial CA, telah menjalani tes DNA di Bareskrim Polri. Hasil tes akan digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved