Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
AJUDAN mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Ferdy Sambo, Adzan Romer, mengaku sempat disodori draf berita acara pemeriksaan (BAP) saat pemeriksaan awal terkait penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).
Pemeriksaan saat itu dilakukan oleh penyidik Polres Jakarta Selatan dan berlangsung di Gedung Divisi Propam Polri.
Menurut Romer, draf BAP yang disodorkan ke hadapannya sudah disertai dengan jawaban. Ia mengaku salah satu jawaban draf BAP itu adalah bahwa dirinya tidak mendengar suara tembakan dari dalam rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga.
"Jadi seputar pertanyaan itu sudah ada (jawabannya)," aku Romer di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10).
"Sudah ada pertanyaan yang sudah ada jawabannya, begitu?" tanya jaksa penuntut umum.
"Kurang lebih seperti itu," jawab Romer.
Salah satu cerita yang sudah diskenariokan dalam BAP, lanjut Romer, adalah dengar tidaknya ia mengenai suara tembakan dari rumah dinas Sambo. Draf BAP yang menurutnya terpaksa ditandatangani itu menjelaskan bahwa ia tidak mendengar bunyi tembakan.
Baca juga: Ajudan Mengaku Sempat Todongkan Senpi ke Hadapan Sambo
Kendati demikian, ia memastikan bahwa keterangannya dalam BAP saat itu berbeda dengan yang disampaikan di ruang sidang saat ini. Romer mengaku bahwa dirinya mendengar suara tembakan dari dalam rumah Sambo sebanyak lima kali.
Selain itu, Romer juga mengaku sempat dipasangkan alat perekam saat bersaksi dalam penyidikan oleh Bareskrim Polri. Hal ini diungkap Romer saat ditanya oleh penasihat hukum Bharada Richard Eliezer, Ronny Talapessy.
Mulanya, Ronny mempertanyakan soal ada tidaknya ancaman yang ditujukan ke Romer dan keluarga. Padahal, saat itu Romer sudah mengikuti skenario versi Sambo. Romer sendiri mengaku takut dengan Sambo.
"Siap, takut (dengan Sambo)," kata Romer.
Menurut Romer, dirinya merasa terancam saat memberikan kesaksiannya di lantai 3 Gedung Bareskrim Polri. Romer mengatakan penyidik yang memeriksa memergokinya membawa alat perekam.
"Yang periksa saya itu berbicara, 'Kamu bawa alat perekam ya?' 'Siap tidak.' 'Apa itu yang merah-merah di badan kamu seperti laser?'" beber Ronny.
"Terus dimatikan lampunya sama bapak itu, langsung dicabut," pungkasnya. (OL-16)
KPAI mempertanyakan keamanan ruang publik bagi anak setelah seorang anak berusia 5 tahun tersengat listrik hingga meninggal di Taman Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Perlu pembuatan sistem pencegahan banjir yang cukup besar seperti waduk atau embung
SEORANG guru ngaji di Tebet, Jakarta Selatan ditangkap oleh kepolisian terkait kasus dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur.
Deretan menu yang telah dikurasi hadir pada restoran tersebut, mulai dari hidangan utama, sampai aneka cake dan pastry
Proses selanjutnya atas peristiwa tersebut akan ditangani oleh Polda Metro Jaya.
Kejadian itu bermula dari laporan masyarakat yang menyebut ada pesta seks sesama jenis di hotel bintang empat tersebut.
Mantan karyawan Sean "Diddy" Combs memberikan kesaksian mengejutkan tentang dugaan kekerasan fisik, emosional, dan seksual di persidangan.
Pengacara Sean "Diddy" Combs menyoroti unggahan media sosial saksi untuk menggugat kredibilitasnya dalam sidang pelecehan seksual.
Cassie Ventura bersaksi Sean "Diddy" Combs memaksanya berhubungan seks saat menstruasi dan melakukan tindakan seksual ekstrem dalam kasus perdagangan seks.
Tiga putri Sean "Diddy" Combs meninggalkan ruang sidang saat pekerja seks pria memberikan kesaksian grafis tentang dugaan pesta seks dan kekerasan.
Seorang pekerja seks pria bersaksi bahwa ia dibayar untuk berhubungan seks dengan Cassie Ventura di hadapan Sean "Diddy" Combs, yang menonton dan merekam.
Jaksa menuduh Sean "Diddy" Combs menjalankan jaringan perdagangan seks dan kekerasan terhadap perempuan, termasuk mantan pacarnya, Cassandra Ventura.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved