Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
POLISI tengah menyelidiki kasus pelaku tawuran di Johar Baru, Jakarta Pusat, yang memakan korban jiwa seorang tukang ojek daring. Sosiolog Universitas Indonesia Ida Ruwaida menyoroti fenomena sosial ini lantaran Johar Baru memang terkenal sebagai kawasan yang sering terjadi tawuran.
Motif aksi tawuran yang kerap terjadi sebagai ajang eksistensi antarwarga kelompok. Ida bahkan menyebut dari hasil pemetaan tim Sosiolog UI, setidaknya ada 50 geng atau kelompok warga yang tersebar di kelurahan, di antaranya Tanah Tinggi, Johar Baru dan Kampung Rawa.
"Studi kami menunjukkan motif tawuran memang bisa hal-hal sepele, bahkan menjadi ajang eksistensi dari kelompok atau 'gank'," kata Ida saat dihubungi.
Lebih lanjut dijelaskan, motif dari terjadinya tawuran di kelompok warga Johar Baru ini adalah “violence for fun”. Biasanya mulanya terjadi tawuran karena adanya cekcok sesama warga. Hal ini diperparah dengan pihak-pihak lain yang melakukan provokasi.
Alhasil tawuran antarkelompok sering tak terhindarkan. Salah satu yang sering terjadi di Kelurahan Tanah Tinggi (Baladewa) versus warga di Kelurahan Kampung Rawa. Hasil kajian mengungkapn pada tahun ini sudah terjadi tiga kali aksi tawuran di Johar Baru.
"Hal menarik ada indikasi bahwa tawuran bisa distimulus oleh pihak-pihak tertentu yang dimungkinkan memiliki agenda terselubung," ujarnya.
Baca juga: Polisi Tetapkan Empat Remaja Tersangka Tawuran Maut di Cengkareng
Menurutnya, kondisi Pendidikan yang rendah dan keterampilan yang lemah membuat kelompok warga usia muda ini menjadi rentan, marginal, bahkan terstigma. Pihaknya menyarankan pemerintah dan kepolisian untuk mengutamakan pendekatan persuasif dan edukatif untuk kelompok warga rawan tawuran ini.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Indramayu, 51, meninggal dunia setelah disabet senjata tajam dalam aksi tawuran di Jembatan Kota Paris, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (16/8) dini hari. Indramayu yang saat itu berupaya membubarkan tawuran justru meregang nyawa setelah terkena sabetan senjata tajam.
Adik korban, Mega Nilamsari, 31, mengatakan kakaknya tidak ikut dalam aksi tawuran. Kakaknya yang saat itu tengah dalam perjalanan pulang berniat meleraikan tawuran. Namun, ada seseorang yang menyerang kakaknya.
Polsek Johar Baru pun telah menangkap satu orang pelaku tawuran yang diduga ikut menyerang tukang ojek daring bernama Indramayu hingga meregang nyawa di Johar Baru, Jakarta Pusat.
"Sudah kami amankan (tangkap)," kata Kapolsek Johar Baru Kompol Edison saat dihubungi, Rabu (18/8).(OL-5)
Jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi.
Pramono menginstruksikan agar penanganan pasca kebakaran dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.
Seluruh warga di lokasi pengungsian mendapat perhatian petugas, baik itu kebutuhan makan, minum, hingga perlengkapan natura.
Diharapkan ada kepedulian dari pemerintah serta pihak swasta terhadap nasib korban yang harus kehilangan tempat tinggal
Butuh waktu hampir 12 jam untuk memadamkan api saat kebakaran melanda ratusan rumah di kawasan tersebut.
Objek terbakar adalah berupa rumah semi permanen dan rumah panggung yang ada di lokasi tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved