Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ada Varian Baru Covid, DKI Minta AP II Perketat Pemeriksaan

Selamat Saragih
07/4/2021 15:12
Ada Varian Baru Covid, DKI Minta AP II Perketat Pemeriksaan
Protokol kesehatan di bandara(ANTARA FOTO/Arnas Padda)

WAKIL Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mendorong PT Angkasa Pura (AP) II agar memeriksa calon penumpang lebih ketat. Khususnya penumpang yang masuk ke Indonesia melalui bandar udara. Penyaringan lebih ketat untuk meminimalisir lolosnya varian virus corona yang menyebabkan Covid-19 seperti varian B.1.1.7, B1351 dan P1.

"Mudah-mudahan teman-teman di bandara Angkasa Pura II bisa meningkatkan penyaringan, pengetatan supaya jangan sampai ada virus baru yang masuk ke Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya," kata Riza di Jakarta, Rabu (7/4).

Menurut dia, apabila ditemukan varian baru covid-19 di Indonesia khususnya DKI Jakarta, tidak ada jalur penularan lain selain melalui bandara. Sebab, lanjut Riza, kasus mutasi virus Corona E484K Eek sudah ditemukan di Jakarta. Virus ini pun tergolong baru.

"Prinsipnya kalau masuk ke Jakarta itu kan lewat dari bandara. Maka tesnya di bandara agar ekstra ketat dan selektif," harap Riza.

Namun, hingga saat ini Pemprov DKI Jakarta belum mendapat temuan varian virus baru di Jakarta.

"Kami akan cek kembali, nanti saya akan cek apa betul ada varian baru yang masuk di Jakarta," tuturnya.

Baca juga:  E484K Mutasi Baru Covid-19, Bukan Varian Baru

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tirmidzi mengatakan mutasi virus Corona E484K terdeteksi masuk ke Indonesia setelah ditemukannya satu kasus covid-19 dari mutasi di Jakarta.

Mutasi virus itu ditemukan setelah Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman melakukan pemeriksaan pada Februari 2021 dan pasien sudah dinyatakan sembuh.

"Spesimen diperiksa bulan Februari oleh Lembaga Eijkman dan sudah sembuh. Ini dari Februari," ujar Nadia, Senin (5/4) lalu.

Kemenkes, lanjut Nadia, tetap melakukan langkah antisipasi meski kasus covid-19 dari mutasi itu ditemukan pada Februari 2021. Selain itu, pihaknya menekankan dengan terdeteksinya mutasi virus E484K di Indonesia, masyarakat harus meningkatkan penerapan protokol kesehatan (prokes) dan mengurangi mobilitas guna mencegah penularan.

"Segera vaksin sesuai waktunya dan prokes dan batasi mobilitas dan segera kenali deteksi dini dan obati segera kalau kita ada gejala covid-19," ungkap Nadia.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya