Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ramai Kritik di Media Sosial Saat Jakarta Dilanda Banjir

Putri Anisa Yuliani
17/3/2021 17:00
Ramai Kritik di Media Sosial Saat Jakarta Dilanda Banjir
Petugas hotel membawa koper milik tamu saat melintasi banjir di kawasan Kemang, Jakarta.(MI/Sumaryanto Bronto)

JEJARING media sosial ramai beragam kritik saat bencana banjir melanda wilayah DKI Jakarta pada 20 Februari lalu. 

Menurut pendiri Drone Emprit Simail Fahmi, terdapat 100 ribu konten media sosial terkait banjir di Jakarta beberapa waktu lalu. Itu berupa unggahan foto di Instagram, Facebook, cuitan di Twitter, hingga pemberitaan perihal banjir di media daring.

Pemberitaan pun cenderung bertahan jika dibandingkan banjir pada 2020 lalu. Namun, ada hal yang berbeda dengan fokus warganet saat banjir pada 2021, bila dibandingkan kejadian pada 2020.

Baca juga: Ada 289 Titik Banjir di Jakarta Sepanjang Januari-Februari

"Pada 2020, cuitan atau unggahan warganet lebih banyak berbau politis. Namun, di 2021, banyak warga yang menunjukkan kepedulian sosial. Memang ada yang berbau politis. Namun, hal itu kalah dengan cuitan tentang kepedulian warga," tutur Fahmi dalam diskusi virtual, Rabu (17/3).

Hal itu tak lain dikarenakan banjir yang terjadi di Jakarta, juga melanda di sejumlah daerah lain. Seperti Kalimantan Selatan, yang lebih dulu terkena banjir besar pada awal Januari 2021.

Baca juga: Polda Metro Siap Luncurkan 30 Kamera Tilang Elektronik Portabel

Kemudian, disusul banjir di daerah Jawa Tengah, yakni Semarang dan Demak. Ada pula banjir yang menerjang Cikampek dan Subang. Fokus warga juga mulai beralih ketika warga Kalimantan Selatan mencuit minimnya pemberitaan media terkait banjir di wilayah mereka.

"Akhirnya, hal ini berhasil menggeser simpati warga. Cuitah berisi kepedulian sosial pun mulai meninggi," imbuh Fahmi.

Namun, tidak sedikit warganet yang tetap menyalahkan pemerintah daerah lain di balik wilayah Jakarta yang terendam banjir. Dia pun menyarankan pemerintah agar menggalakkan keterbukaan dan informasi publik yang valid. Sehingga, tidak ada penggiringan opini terkait bencana yang cenderung hoaks di tengah masyarakat.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya