Survei: 16% Warga Kota Bogor Percaya Covid-19 Hasil Konspirasi

Putri Anisa Yuliani
15/10/2020 11:45
Survei: 16% Warga Kota Bogor Percaya Covid-19 Hasil Konspirasi
Wali Kota Bogor Bima Arya (kiri) melihat proses simulasi vaksinasi covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Minggu (4/10/2020).(ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

DALAM kampanye nasional cuci tangan pakai sabun yang berlangsung pagi ini, Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut sebanyak 16% warganya masih memercayai bahwa covid-19 adalah konspirasi. Sementara itu, hanya 29% warga yang meyakini bahwa covid-19 benar-benar ada dan tidak percaya konspirasi. Lalu masih ada 50% warga yang berada di tengah-tengah pendapat tersebut.

"Angka swing-nya masih besar ditambah dengan angka warga yang tidak percaya," kata Bima, Kamis (15/10).

Bima menegaskan dengan besarnya angka swing opinion atau warga yang berpendapat di tengah-tengah merupakan penanda bahwa tugas edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya covid serta pencegahannya oleh pemerintah masih panjang.

Untuk itu, sosialisasi dan edukasi perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga angka warga yang memercayai dan memahami covid semakin besar. Dengan demikian, edukasi dan pengendalian wabah bisa dilakukan dengan maksimal.

Selain itu, pemerintah pusat dan daerah juga harus bersinergi dengan merangkul berbagai media baik 'mainstream' maupun yang 'non mainstream'. Sebab, dari hasil survei tersebut diketahui pula bahwa, masyarakat paling percaya dengan informasi yang wara-wiri di televisi dan bukan dari kanal-kanal media pemerintah yang resmi.

"Edukasi harus lebih maksimal. Ketika ditanya sebagian besar menerima informasi dari televisi dan bukan dari kanal-kanal pemerintah. Oleh karena itu kata kuncinya adalah kerja sama dengan kanal media baik mainstream maupun non mainstream," ujar Bima.

Survei yang dilakukan oleh Kota Bogor ini juga bekerja sama dengan Nanyang Technological University (NTU), Singapura serta lembaga Lapor Covid.

Dalam survei tersebut juga diketahui bahwa masyarakat paling percaya informasi yang dikatakan oleh dokter atau tenaga medis. Selain itu di tempat kedua, pihak yang paling dipercayai oleh masyarakat adalah tokoh agama, ketiga pejabat, dan selebritis di tempat keempat.

baca juga: DPRD DKI Minta Anies Segera Jelaskan Prosedur Vaksin

"Kabar baiknya, warga masih lebih percaya pejabat ketimbang selebritis. Tapi ini juga jadi penanda bagi pemerintah agar bisa mengkombinasikan penyebarluasan informasi antara memanfaatkan porsi tenaga medis dengan para tokoh agama. Karena bagaimanapun tokoh agama ini ada di posisi kedua yang paling dipercaya oleh masyarakat," tukasnya.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya