Pelaku Kreatif dan Usaha pun Bersedih

Rahmatul Fajri/J-1
12/9/2020 07:23
Pelaku Kreatif dan Usaha pun Bersedih
Ilustrasi -- Pelaku Usaha Kreatif(Dok. LLP-KUKM/Medcom.id)

KEBIJAKAN menarik rem darurat dengan memberlakukan lagi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total yang kembali diterapkan pada 14 September membuat kalangan pelaku industri kreatif dan pedagang sedih.

Salah satunya Rival Soebandri, 26. Rival merupakan drumer STYF yang menjadi pengiring musik di acara pernikahan, event, dan kafe di Jakarta. Ia terpaksa mencari pekerjaan lain menjadi salesman di sebuah perusahaan properti. Ia mengaku tak ada pilihan lain setelah berhenti manggung sejak enam bulan terakhir.

“Dari PSBB awal dan kafe ditutup dan event musik tidak ada, memang semuanya sedih dan tidak pemasukan. Teman saya bahkan menjual
alat musiknya demi bertahan hidup,” kata Rival di Jakarta, kemarin.

Rival mengaku sempat ada angin segar ketika kafe mulai dibuka dan adanya peluang untuk kembali manggung. Namun, ketika mendengar adanya keputusan PSBB total, band-nya mengurungkan niat mencari uang lewat bermusik. “Pas tahu ada PSBB total lagi, semua pada kecewa juga. Tapi, ya, mau bagaimana lagi?” kata Rival.

Di sisi lain, pemilik kedai kopi Kotaci, Maulida Rahmi, 26, merasakan dampak setelah keputusan itu dikeluarkan Anies.

Rahmi, yang baru membuka kedai kopinya di Pasar Santa, Jakarta Selatan, sejak lima bulan terakhir harus pasrah keadaan di kedainya sepi pengunjung. Menurutnya, saat pemberlakuan PSBB transisi saja kedainya masih sepi pengunjung. Jika diberlakukan PSBB total, berarti tidak ada pengunjung yang datang ke kedainya.

“Jujur saya kaget juga ketika Pak Anies mengumumkan PSSB total. Sedih juga, di saat transisi kemarin saja kedai sepi, bagaimana kalau benar- benar PSBB total,” kata Rahmi.

Rahmi kini memutar otak dan mencari alternatif lain agar dagangannya laku dan usahanya tak berhenti di tengah jalan. “Paling tidak untuk operasional kedai dan makan saja sudah cukup,” ujarnya.

Selain kedai kopi, Rahmi memiliki studio tato yang bersebelahan dengan kedai kopinya. Ia mengaku beberapa hari terakhir sudah mulai banyak yang datang ke studionya. “Pas transisi, sudah mulai banyak konsumen. Kalau nanti PSBB total, kita masih belum tahu apakah boleh buka atau tidak,” katanya

Sementara itu, Hanif Barlau, 28, pedagang di Pasar Tanah Abang, mengaku sejauh ini aktivitas di pasar Tanah Abang mulai menggeliat, pengunjung kembali ramai, dan omzet mulai meningkat.

“Dagangan masih laris meski enggak sebanyak yang dulu. Semua pedagang juga merasakan hal yang sama,” kata Hanif.

Namun, ia khawatir saat PSBB total, Pasar Tanah Abang akan kembali tutup seperti pada Maret hingga Juli lalu. (Rahmatul Fajri/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya