Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
WARGA yang selama puluhan tahun menempati lahan di Jalan Sutan Syarir no.1 Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, di saat menikmati HUT Kemerdekaan RI ke 75 tahun, justru diminta mengosongkan tempat tiggalnya. Namun, tanpa kompensasi apapun oleh pihak-pihak yang ingin mengubah pemukiman itu menjadi rumah susun
Demikian disampaikan Ajun Inspektur Satu Polisi (Purn) Nana Sujana, 75, mencurahkan isi hatinya kepada wartawan, Senin (24/8).
“Saya sudah sejak tahun 1969 menempati lahan ini, saat itu sebagai anggota Polri di seksi V Menteng, ketika itu lahan ini berbentuk sebuah barak yang tak layak huni, karena itu dengan segala daya upaya, saya membangun sebuah bangunan rumah yang layak huni bagi anak istri dengan biaya sendiri, tanpa bantuan dari pihak manapun terutama dari pihak Polri,” ungkap Nana Sujana.
Saat itu, jelas dia, dirinya tidak mengetahui kalau lahan yang dia dirikan bangunan rumah tempat berteduh bagi anak istrinya itu milik Polri. Baru pada tahun 1990-an, ada kebijakan dari pimpinannya, tentang keluarnya Surat Ijin Penempatan (SIP).
Dia pun diangkat sebagai Kepala Asrama, yang bertugas menertibkan penghuni lahan itu melalui di keluarkannya SIP tersebut, sehingga terbentuklah persepsi di kalangan penghuni bahwa lahan itu adalah milik Polri. Pendapat itu selalu didengungkan oleh pimpinannya, bukan hanya itu, semua penghuni lahan juga di suruh mengakui bahwa mereka tinggal di asrama polisi (Aspol), yang sewaktu-waktu dapat di suruh meninggalkannya.
Di era Orba, sekitar tahun 1980-an, jelas dia, lahan tersebut mau dibeli oleh keluarga Cendana, namun gagal karena tanah ini tidak memiliki sertifikat. Waktu itu penghuni lahan ini, sudah diajak musyawarah untuk mengosongkan lahan ini oleh pihak Cendana. Sebaliknya, di era reformasi, kenapa justru, dirinya bersama penghuni lainnya didesak untuk mengosongkan rumah dan meninggalkan lahan ini, tanpa kompensasi apapun.
"Kami tidak menghalangi pembangunan rusun itu, tapi tolong manusiakan kami. Beri kami kompensasi bukan kerohiman, karena kamilah yang membangun, memperbaiki dan merawat rumah yang berada di atas lahan ini. Jika kerohiman itu sangat tidak manusiawi, karena kerohiman itu di berikan kepada pihak yang menduduki lokasi, yang semuanya difasilitasi negara ataupun Institusi. Kamiya mendirikan rumah dengan biaya sendiri," papar Nana Sujana.
Hal senada disampaikan Siti, 45, putri ke enam dari Almarhum Peltu (Purn) Jaja. Almarhum ayahnya, ungkap Siti, menempati lahan di Jalan Sutan Syahrir no.1 Menteng ini, saat masih di jaman penjajahan Belanda.
Waktu itu, Polri belum lahir, ayah saya sudah menempati lahan ini. Menurut kisah ayahnya, ketika itu, lahan ini untuk markas polisi Belanda. Setelah kemerdekaan dan lahir Polri tanggal 1 Juli 1946, semua anggota kepolisian baik jebolan didikan Belanda maupun Republik Indonesia, diperbolehkan menempati lahan ini oleh saudagar kaya keturunan Arab.
Mulailah mereka termasuk ayah saya, tinggal di situ dan kemudian memperbaiki barak yang tidak layak huni ini, dengan mendirikan bangunan tempat tinggal layak huni bagi keluarganya.
“Begitulah cerita dari alm ayahnda saya, nah kisah di dukung oleh dokumen yang diberikan oleh alm ayah saya, tapi kalau soal Eigendom verponding 17221, alm ayah saya bersama penghuni lahan di sini, tidak ada yang tahu, pihak Polri pun sejak dulu tidak memberi tau. Itupun kami peroleh informasinya dari BPN, kami hanya minta kompensasi aja kok" ujar Siti. (OL-13)
Legoland School Challenge akan diselenggarakan pada 22-23 September 2025 di Legoland Malaysia Resort.
Bangunan ini telah bertransformasi menjadi banyak tempat di antaranya tempat tinggal dokter gigi pertama Indonesia dan sekarang hadir sebagai restoran Bunga Rampai
TIM penyelamat di Myanmar terus melakukan pencarian korban gempa di reruntuhan bangunan. Sebanyak empat orang korban diselamatkan dari reruntuhan setelah tertimbun
DINDING dengan waterproofing (pelapis kedap air) yang tidak mudah bocor, lembap, dan kerusakan struktural lain merupakan faktor penting dalam bangunan.
Wilayah utara Jalur Gaza mengalami kehancuran besar akibat berbulan-bulan serangan udara Israel, yang menyebabkan kerusakan masif pada rumah-rumah dan infrastruktur.
Mengukur dalam proses pembangunan gedung atau bangunan lainnya bukan hanya soal "akurasi" semata, tetapi juga tentang kualitas dan efisiensi biaya.
Dari jumlah penerima itu, masih banyak korban lain yang dalam proses atau belum menerima bantuan serupa
Jajaran Satpol PP sudah melaksanakan imbauan hingga teguran agar para pemilik mau membongkar sendiri
Masyarakat lokal, petani hutan, komunitas ada yang menjaga jasa lingkungan seperti air, karbon, dan keanekaragaman hayat dapat menerima kompensasi secara sah dan terukur.
Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menyoroti ketidakjelasan manfaat nilai karbon yang diterima oleh daerah. Masih ada kebingungan mengenai realisasi dana karbon bagi daerah,
Dunia hiburan Korea dikejutkan oleh kabar duka atas meninggalnya aktris Kim Sae Ron di kediamannya di Seongdong-gu, Seoul, pada Minggu (16/2).
ANGGOTA Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga mengatakan PSSI membayar kompensasi pemecatan pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved