Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Tingkat Kesembuhan Covid-19 di Jakarta Capai 63,5%

Putri Anisa Yuliani
11/8/2020 19:27
Tingkat Kesembuhan Covid-19 di Jakarta Capai 63,5%
Pengendara melintasi mural terkait covid-19 di wilayah Tebet, Jakarta.(MI/Andri Widiyanto )

PADA Selasa (11/8) ini, ada penambahan 471 kasus positif covid-19 di Jakarta. Secara keseluruhan, jumlah kasus terkonfirmasi positif di wilayah Ibu Kota mencapai 26.664 orang.

Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta tercatat 8.784 orang, yang berarti sedang dirawat atau isolasi. Jumlah pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh tercatat 16.927 orang, dengan tingkat kesembuhan 63,5%.

“Kemudian, 953 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 3,6%," jelas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Fify Mulyani, Selasa (11/8).

Baca juga: Satgas Covid-19 Minta 12 Provinsi Tekan Angka Kematian

Diketahui, tingkat kematian akibat covid-19 di Indonesia sebesar 4,5%. Untuk angka positivity rate di Jakarta dalam sepekan terakhir sebesar 8,4%. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan rata-rata positivity rate Indonesia, yakni 15,2%. Adapun standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk positivity rate tidak lebih dari 5%.

Pada hari ini juga dilakukan tes PCR sebanyak 5.401 spesimen di Jakarta. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.522 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru, dengan hasil 471 positif dan 4.051 negatif.

"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 44.113. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 44.667," ungkap Fify.

Baca juga: Masyarakat Diajak Terapkan Kebiasaan Baru Lewat Gerakan 31 Hari

WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk setiap minggu. Alhasil, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.

Lebih lanjut, dia menyoroti label stigma dan diskriminasi dapat berdampak negatif terhadap kondisi kejiwaan pasien covid-19. Sehingga, menurunkan imunitas penderita untuk melawan virus tersebut.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya