Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pengamat: Kurangi Beban Negara, Subsidi KRL Bisa Ditekan

M. Ilham Ramadhan Avisena
13/6/2020 17:43
Pengamat: Kurangi Beban Negara, Subsidi KRL Bisa Ditekan
Suasana Stasiun Bogor yang ramai penumpang.(MI/Bary Fathahilah )

TARIF Kereta Rel Listrik (KRL) dinilai perlu untuk disesuaikan atau subsidi dikurangi. Hal itu diutarakan pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno.

Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, anggaran negara untuk subsidi KRL terlalu besar. Djoko berpendapat dengan mengurangi subsidi KRL, pemerintah dapat mengalokasikan anggaran tersebut pada moda angkutan publik lain. Sehingga, pemberian subsidi lebih merata.

"Ada studi dari Direktorat Lalu Lintas dan Kereta Api, bahwa pemerintah ingin mengurangi subsidi. Dari total Rp 2 triliun, sekitar Rp1,6 triliun diberikan kepada KRL. Itu sangat besar, harus dikurangi," papar Djoko dalam diskusi virtual, Sabtu (13/6).

Baca juga: Penumpang Paksa Masuk Stasiun Rangkasbitung, KCI: Mohon Tertib

Survei serupa terlihat pada pengguna KRL pada hari Sabtu yang hanya sebesar 5%. Penguna semakin kecil pada hari Minggu, yakni sekitar 3%. Menurutnya, pengguna KRL pada akhir pekan umumnya bertujuan rekreasi dan menghabiskan waktu.

Djoko mengusulkan agar tarif KRL pada Sabtu dan Minggu tidak perlu disubsidi. "Kami mengusulkan akhir pekan dan hari libur itu tidak perlu diberikan subsidi. Itu mengurangi beban negara, atau bisa dialihkan ke angkutan umum lainnya," tutur Djoko.

Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Wiwik Widayanti, menuturkan sejatinya perusahaan mengalami kerugian selama pandemi covid-19. Kondisi itu disebabkan pembatasan mobilitas penumpang. Sedangkan, biaya operasional tetap harus dipenuhi.

Baca juga: Transjakarta Siagakan Ribuan Petugas Selama Pandemi

Wiwik enggan merinci kerugian yang dialami KCI. Dia menggambarkan jika keadaan normal, sebanyak 1 juta penumpang diangkut dalam sehari. Jumlah itu turun setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yakni menjadi 200 ribu penumpang per hari.

"Sudah pasti ada penurunan pendapatan dari tiket. Kami juga berharap untuk PSO (Public Service Obligation), ada kebijakan penyesuaian tarif. Sehingga KCI tetap dapat berjalan untuk penyelenggaraan KRL," pungkas Wiwik.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya