Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
AKURASI data penerima bantuan sosial Covid-19 menjadi persoalan saat penyaluran bansos di DKI Jakarta. Permasalahan data ini membuat banyak bantuan yang tidak tepat sasaran.
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah menilai permasalahan tersebut harus segera diatasi. Hal ini agar tidak merembet ke daerah lain.
Baca juga: Kabar Baik! Pasien Sembuh dari Covid-19 di Indonesia Makin Banyak
Dalam hal ini, dia menyebut pemerintah daerah harus lebih proaktif. Pasalnya, pemerintah daerah memiliki perangkat seperti RT/RW untuk mendata warganya.
"Jadi yang kerja keras sekarang harus pemerintah daerah. Kalau pemerintah pusat itu posisinya pasif saja menerima data yang disampaikan pemerintah daerah," katanya kepada Media Indonesia, Sabtu (9/5).
"Pemerintah daerah yang tahu ini orang mana, mereka yang tahu daerahnya masing-masing," imbuhnya.
Trubus mengimbau agar jangan sampai terjadi distrust/ketidakpercayaan terhadap pemerintah karena persoalan data. Hal itu, katanya, rawan menimbulkan konflik sosial.
"Menurut saya sekarang (pemprov) DKI ini segera ke lapangan agar kemudian didata ulang semua yang belum dapat, tidak usah membeda-bedakan orang DKI atau mana," katanya.
"Ini bukan lagi masalah mana yang salah dan benar, yang penting segera diberikan bantuan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan pemudik yang tidak bisa mudik," jelasnya.
Trubus mengatakan persoalan data ini disebabkan beberapa hal. Pertama adalah ego sektoral antara pemerintah pusat dan daerah.
"Data itu kan sudah disepakati dalam rapat pemerintah pusat dan daerah bahwa 1,1 juta jiwa tanggung jawab pemprov DKI dan 2,5 juta pemerintah pusat. Namun, dalam pelaksanaan tahap pertama, terjadi misalnya satu orang bisa menerima lebih dari satu bantuan. Itu disebabkan karena data yang disampaikan oleh pemprov data yang sama," ungkapnya.
Selanjutnya, dia mengungkapkan, terdapat juga masalah birokrasi dan transparansi. Selama ini di DKI, kata dia, tidak ada transparansi siapa saja yang telah mendapatkan bantuan.
Baca juga: Gerakan Kurva Landai Jadi Solusi Penurunan Kasus Covid-19
"Birokrasinya selama ini DKI Jakarta lebih mengutamakan mereka yang KTP Jakarta. Kemudian kebijakannya berubah termasuk yang non-DKI diberikan (bantuan). Jadilah bertambah banyak datanya," tutur Trubus.
Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial. Ia khawatir hal ini akan menjadi bom waktu karena bertentangan dengan rencana pemerintah dalam memutus penyebaran virus Covid-19 karena muncul konflik sosial. (OL-6)
Selain MBG, Pemprov Papua Tengah juga mengimplementasikan pemberian Makanan Tambahan dan BLT untuk balita, Cek Kesehatan Gratis, pembentukan 1.045 koperasi desa.
Pemerintah jangan buru-buru menuding banyak penerima bantuan sosial (bansos) bermain judi online (judol) sehingga perlu ditelusuri lebih dalam.
Ia mencontohkan ada PNS yang menabung dari sisa gaji bulanan untuk masa depannya, khususnya persiapan pensiun.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Bank Jakarta kembali mendistribusikan bantuan sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar kepada total 56.351 orang penerima baru.
PPATK menemukan bahwa sebagian penerima bansos tercatat sebagai pegawai BUMN hingga eksekutif manajerial.
Bansos seharusnya menjadi pilihan terakhir pemerintah untuk membantu masyarakat. Bansos akan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat di masa kritis.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved