Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Warga Kabupaten Bogor yang Patuh PSBB Hanya 30%

Atikah Ishmah Winahyu
26/4/2020 12:56
Warga Kabupaten Bogor yang Patuh PSBB Hanya 30%
Anggota Polresta Bogor Kota mengatur lalu lintas saat pelaksanaan PSBB di pos check point pintu keluar Tol Jagorawi, Kota Bogor.(ANTARA/Arif Firmansyah)

KABUPATEN Bogor telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak Rabu (15/4) lalu. Bupati Bogor Ade Yasin mengungkapkan, selama seminggu pertama penerapan PSBB di wilayahnya, masih banyak masyarakat yang belum mematuhi aturan tersebut.

“Kenyataannya di lapangan, kami kesulitan mengendalikan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah karena alasan bermacam-macam, terutama karena bekerja sehingga pergerakan manusia masih tetap jalan. Dari PSBB ini, kalau pantauan dari lapangan, hanya sekitar 30% saja (masyarakat) yang mengikuti anjuran pemerintah,” ungkap Ade dalam acara Crosscheck, Minggu (26/4).

Ade menuturkan, selama PSBB, terdapat 61 check point atau titik pos pemeriksaan di seluruh pintu masuk Kabupaten Bogor yang bertujuan membatasi pergerakan masyarakat dalam rangka memutus penyebaran covid-19. Ada 17 titik yang menjadi fokus dan dijaga selama 24 jam karena berada di zona merah.

Baca juga: Warga Kelurahan Senayan Paling Banyak Sembuh dari Covid-19

Jumlah titik merah ini justru bertambah setelah PSBB diberlakukan dari sebelumnya hanya 13 menjadi 17 titik.

"Tadinya sebelum PSBB baru 13, tapi setelah PSBB jadi 17. Ini bertambah karena rata-rata yang kena itu mereka yang bekerja di Jakarta," imbuhnya.

Ade mengakui saat dimulainya PSBB, dirinya cukup lantang meminta pemerintah pusat agar memberhentikan kegiatan operasional KRL Jabodetabek, sebab sebagian besar pasien positif Covid-19 di wilayahnya adalah warga yang bekerja di Jakarta.

“Saya bukannya menjustifikasi Jakarta sebagai biangnya penyebaran Covid-19 tapi pada kenyataannya memang betul. Ada lonjakan yang sangat tinggi pada Rabu (22/4), 31 warga yang positif dalam satu hari dan 28 di antaranya adalah bekerja dan tertular di Jakarta,” katanya.

Namun, permintaan Ade tidak diamini pemerintah pusat sehingga dia ragu pelaksanaan PSBB akan berjalan efektif karena KRL masih beroperasi dan masih banyak masyarakat yang pergi bekerja di Jakarta.

“Ini saya kemukakan kan bukan berdasarkan keinginan saja tapi kan berdasarkan yang ada bahwa persebaran virus ini terjadi sangat masif di wilayah-wilayah yang merah seperti di wilayah-wilayah yang juga dilalui kereta,” tandasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya