Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Lockdown Kompleks Bikin Kesal

Sri Utami
04/4/2020 10:15
Lockdown Kompleks Bikin Kesal
Tanda peringatan dilarang masuk terpasang di kawasan Kwitang, Jakarta, Selasa (31/3/2020).(MI/PIUS ERLANGGA)

SATU jam yang mengesalkan. Itulah yang dirasakan Andini saat usahanya mencari pisang justru berbuah kekesalan.

Ia sangat kesulitan mencapai pedagang pisang untuk memenuhi permintaan putrinya yang sedang sakit.

Bukan karena pedagangnya tidak ada atau pisangnya langka. Masalahnya, akses jalan menuju ke tempat pedagang yang menjadi langganan ibu satu anak tersebut ditutup.

Portal sepanjang sekitar dua meter menghadang di depan. Alhasil, selama 1 jam Andini harus berputar mencari jalan. "Ya Allah ini benar-benar ngeselin banget. Jaraknya enggak begitu jauh. Dari sini tinggal masuk gang satu lagi, terus lurus, langsung ketemu tukang pisangnya. Karena jalan kompleks tutup, jadi muter-muter enggak karuan," keluhnya, kemarin.

Perempuan 29 tahun itu biasa membeli pisang di kawasan Swadarma Raya, Jakarta Selatan. Lokasi pedagang pisang berada di tengah kompleks dan selama ini Andini hanya mengetahui satu jalan menuju tempat itu.

"Saya enggak tahu kalau jalan itu ditutup. Saya tanya petugas jaganya, katanya ditutup karena mencegah korona. Penjaga itu tidak mau membuka karena tidak ada perintah dari RT," ucap Andini.

Banyaknya jalan umum permukiman ditutup juga dikeluhkan Suci Trianingsih. Warga Batu Sari, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, itu, kesulitan beraktivitas keluar kompleks perumahan tempatnya tinggal. "Iya jadi ribet. Biasanya tinggal keluar saja. Sekarang harus memutar dulu, sampai gerbang diperiksa. Pas pulangnya juga begitu, tapi enggak diukur suhu tubuh," cetusnya.

Penutupan akses jalan tersebut, sambung Suci, dilakukan sejak empat hari lalu bertujuan membatasi masuknya warga lain yang kemungkinan membawa virus korona. "Semacam lockdown mandiri," imbuhnya.

Petugas keamanan kompleks bahkan membatasi ketat warga pelintas batas. Banyak protes disampaikan pelintas karena selama ini jalan tersebut layaknya jalan umum antarkawasan.

"Kompleks kami selama ini dilalui banyak orang karena memang jalan umum. Sekarang enggak boleh lagi. Enggak tahu mereka harus mutar ke mana," papar Suci.

Dia berharap penutupan jalan tersebut tidak berlangsung lama agar bisa bebas beraktivitas seperti biasa. "Kalau semua nurut anjuran pemerintah, enggak bakalan lama koronanya. Sekarang, kita sabar-sabar saja," serunya. (Sri Utami/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya