Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Seluruh Armada Transjakarta Gunakan Listrik Pada 2029

Putri Anisa Yuliani
03/2/2020 20:19
Seluruh Armada Transjakarta Gunakan Listrik Pada 2029
Petugas memeriksa kesiapan bus Zhongtong di Pool PPD Depo F Klender, Jakarta Timur.(MI/Adi Maulana)

PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan seluruh armada menggunakan tenaga listrik pada 2029.

Kepala Divisi Teknik dan Manajemen Operasi Transjakarta, Eri Riawan, mengungkapkan kebijakan itu dilakukan secara bertahap. Pada tahun ini, pihaknya mengadakan 100 unit bus melalui operator.

"Kita menargetkan secara bertahap mengganti semua armada berbahan bakar minyak maupun gas, dengan energi listrik. Tahun ini kita berencana mengimplementasikan pada 100 unit bus," kata Eri dalam diskusi bertema "Kebijakan Pentarifan Angkutan Umum dengan Tenaga Listrik", Senin (3/2).

Pada 2029, Transjakarta menargetkan pengeraha 14 ribu armada yang tersebar di berbagai wilayah Ibu Kota. Apabila tercapai, jumlah armada Transjakarta akan meningkat dari tahun lalu, yang mencapai 3.548 unit.

Baca juga: Transjakarta Tambah 59 unit Armada

Di lain sisi, terdapat beberapa kendala yang dihadapi Transjakarta untuk menggencarkan bus listrik sebagai implementasi Instruksi Gubernur DKI Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara Jakarta. Misalnya, nilai investasi bus listrik yang tergolong tinggi.

Sebagai gambaran, investasi bus listrik 2-3 kali lipat dari bus berbasis bahan bakar minyak (BBM) dan gas. Mengingat, teknologinya relatif baru dan belum banyak diminati. Pun, harga komponen mesin tergolong mahal, khususnya bagian baterai.

"Harga baterainya sangat mahal dan hanya bertahan delapan tahun. Setelah itu belum ada yang bisa mengetahui bagaimana untuk bisa memperpanjang usia bus tersebut," ungkap Eri.

Hal ini belum ditambah bea masuk kendaraan listrik yang mencapai 40-50%, berikut pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) 10%. Harganya yang mahal dikhawatirkan membuat operator enggan mengganti armada ke bus listrik.

"Memang harus ada upaya untuk ini. Bila tidak, kita akan sulit. Ini harus menjadi komitmen bersama untuk menjaga lingkungan dan menggunakan energi yang berkelanjutan," tandasnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya