Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
SEORANG ibu rumah tangga bernama Nuryatun, 35, kedapatan membuang bayinya di Jalan Y, Teluk Gong, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Dirinya menyerahkan diri ke polisi setelah sempat dicari oleh pihak keamanan.
Nuryatun menyerahkan diri diantar oleh suaminya, Darsiwan, ke Polsek Penjaringan.
Kapolsek Penjaringan AKBP Rachmat Sumekar mengatakan Nuryatun sempat lari dari kejaran petugas, lalu kembali ke rumah pada Rabu (15/8) malam. Paginya ibu dua anak itu diantar oleh Darsiwan untuk menyerahkan diri.
“Setelah diantar suami kemudian kita akan cek dulu kejiwaan dari ibu tersebut,” kata Rachmat saat dikonfirmasi, Kamis (15/8).
Baca juga: Pembuang Bayi di Tambora Ditangkap
Rachmat mengatakan, selama pelariannya, Nuryatun tidak kembali ke rumah orang tua ataupun sanak keluarga lainnya. Ia menggelandang di sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Mungkin sudah capek di luar menggelandang kemudian kembali sendiri ke rumah,” cetus Rachmat.
Saat ini, Nuryatun masih menjalani pemeriksaan di Polsek Penjaringan untuk mengetahui motif perbuatannya. Polisi belum menetapkan Nuryatun sebagai tersangka.
“Belum ke sana kita akan panggil psikiater melihat jiwanya,” pungkasnya.
Diketahui, Nuryatun membuang Raka Febriyanto (RF) yang masih berusia 6 bulan di pinggir jalan pada Senin (29/7). RF kemudian ditemukan oleh masyarakat yang melintas di wilayah tersebut dan diserahkan ke Polsek Penjaringan.
Polisi menduga Nuryatun tega malakukan hal itu karena tidak kuat mendengar tangisan Raka yang mengalami kelainan pada kemaluan. RF kesulitan buang air kecil karena lubang kencingnya tertutup kulit penis.
"Ia perlu disunat untuk tidak merasakan sakit kembali. Namun, keluarga Nuryatun yang berekonomi pas-pasan tidak sanggup membiayai," jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Polres Jakarta Utara pun berinisiatif memberikan bantuan sunat gratis untuk RF. Proses khitan itu dilakukan di Klinik Apotek Harapan Baik, Penjaringan, Jakarta Utara.
“Dr. Yamin spesialis anak sudah menyunat, bayi yang kemarin sempat ditinggalkan oleh ibunya. Tadi diantarkan oleh bapaknya, Pak Dar kemudian ada budenya,” tutupnya. (OL-5)
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved