Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tumpahan Minyak Matikan Nafkah Nelayan Bekasi

Gana Buana
08/8/2019 07:35
Tumpahan Minyak Matikan Nafkah Nelayan Bekasi
Petugas Oil Spill Combate Team memeriksa peralatan "Oil Boom" di kawasan Pantai Sedari, Cibuaya, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/8/2019).(ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

RATUSAN ribu pohon mangrove di pesisir utara Kabupaten Bekasi terancam mati akibat terkena tumpahan minyak di area lepas pantai Pertamina Hulu Energi di Blok Offshore Nort West Java. Lokasi pantai pesisir utara Kabupaten Bekasi hanya berjarak 2 km dari pantai utara Jawa.

"Lebih dari 300 ribu pohon mangrove di hutan bakau di pesisir pantai utara ikut terdampak tumpahan minyak Pertamina," ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alipbata, Sonaji, kemarin.

Sonaji mengatakan pihaknya sudah meninjau langsung lokasi mangrove di Pantai Muara Bungin dan Pantai Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong. Batang pohon mangrove ditemukan dalam kondisi sobek, terkelupas, hingga melepuh terkena panas minyak.

Sedangkan, lanjut dia, daun mangrove tersebut menjadi layu dan mengering. Karena, saat malam hari air pasang sehingga daun mangrove seluruhnya terendam air laut yang telah terkontaminasi tumpahan minyak.

"Kami meminta pihak berwenang terkait untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Kami sedih karena ikut menanamnya dulu, karena sebagian pohon itu atau 59.597 di antaranya merupakan sumbangan CSR perusahaan dan relawan selama empat tahun terakhir yang dipercayakan kepada kami," kata Sonaji.

Selain berdampak pada kelangsungan hidup hutan mangrove, jelas dia, insiden tumpahan minyak itu juga mengakibatkan penurunan hasil tangkapan serta penjualan nelayan setempat. Bibit udang maupun benih ikan di tambak ikut mati.

"Hasil tangkapan nelayan turun 90%, pas dijual harganya ikut anjlok karena terkena isu ikan beracun," ungkapnya.

Ganti rugi

Terkait dengan masalah ini, anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Nyumarno, meminta pihak Pertamina Hulu Energi, anak perusahaan PT Pertamina Tbk, memberikan kompensasi ganti untung kepada nelayan di pesisir pantura Bekasi sebab sejak insiden minyak tumpah tersebut, para nelayan dan tambak mereka ikut terdampak.

"Saya sudah ke Muaragembong kemarin. Setidaknya ada tiga desa yang terdampak tumpahan minyak mentah pertamina," kata Nyumarno.

Nyumarno menyebut ketiga desa itu ialah Desa Pantai Bahagia, Pantai Bakti, dan Desa Pantai Sederhana. Di tiga desa tersebut, hasil tangkapan para nelayan menurun drastis dari semula 6-7 kg per hari menjadi hanya 1 kg saja.

Tidak hanya itu, imbas mi-nyak tumpah tersebut sedikitnya ada 120 warga pesisir yang terkena penyakit gatal-gatal dan sesak napas akibat bau menyengat. Tentunya, ia pun merasa warga amat dirugikan.

Karena itu, Nyumarno mendesak PT Pertamina segera memberikan ganti rugi kepada petani, nelayan, dan petambak di Kabupaten Bekasi. Tidak hanya itu, pemerintah daerah setempat juga segera mendata mereka yang terdampak.

"Kompensasi juga harus diberikan kepada warga kami, jangan hanya warga Karawang saja. Masyarakat Kabupaten Bekasi jangan hanya dibayar karena turut membersihkan limbah Pertamina saja, tapi harus diberikan ganti rugi juga," tegasnya.

Sebelumnya, pihak Pertamina mengaku akan bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi. Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Syamsu berjanji akan menemui warga Kepulauan Seribu yang terdampak langsung serta mendiskusikan kerugian yang mereka alami.

"Kami datang ke sana (Kepulauan Seribu) untuk mengatakan kami hadir. Kami akan berdiskusi dan bertanggung jawab atas akibat oil spill yang telah mengganggu aktivitas masyarakat," papar Dharmawan seusai bertemu Gubernur DKI Jakarta. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya