Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Budaya Betawi Hadapi Perkembangan Zaman

M Iqbal Al Machmudi
21/7/2019 13:55
Budaya Betawi Hadapi Perkembangan Zaman
Tokoh Forum Pengkajian Betawi, Yahya Andi Saputra.(ANTARAFOTO/Suwandy)

PERKEMBANGAN zaman yang cepat menjadikan budaya betawi perlahan mulai tergerus. Hal tersebut mau tidak mau harus dihadapi oleh seniman dan masyarakat betawi untuk memelihara perkembangan tersebut.

Hanya sedikit generasi milenial yang mengetahui dan memahami makna budaya betawi secara menyeluruh. Hal tersebut menjadi tantangan yang dihadapi budaya betawi saat ini, yakni tantangan internal dan eksternal.

"Banyak soal yang dihadapi budaya betawi pertama masalah internal (masyarakat), masyarakat kita harus berani mereposisi, mengulang kembali, dan mengisi budaya betawi di tengah masyarakat," kata Tokoh Forum Pengkajian Betawi, Yahya Andi Saputra, saat dihubungi, Minggu (21/7).

Dengan masalah tersebut, regenerasi menjadi jawaban yang tepat. Pemahaman sejak dini dan mengenalkan kembali indentitas betawi.

"Makna betawi harus ditanamkan ke generasi muda sejak dini. Mereka harus diajak pulang mengetahui identitasnya," ujar Yahya.

Baca juga: Anies: Mari Kembangkan Budaya Betawi

Sedangkan tantangan eksternal, menurut yahya, memiliki sifat positif dan negatif.

"Positifnya kita bisa meniru kemajuan- kemajuan teknologi yang baru dan lebih modern. Sehinga kelenturan budaya betawi bisa meniru itu," jelasnya.

"Sedangkan sifat negatifnya ialah gempuran yang terlalu kuat ditambah dengan pola hidup atau hedonisme," imbuhnya

Menurut Yahya, pelestarian harus dimulai dari pemerintah dengan menciptakan regulasi yang tepat. Namun, regulasi saat ini dinilai belum bisa menjaga dan melestarikan budaya betawi.

Secara regulasi sudah tercantum pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Kemajuan Kebudayaan dan Perda DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

"Regulasi yang ada belum secara konsisten menjadi fokus utama bagaimana mengaplikasikan regulasi kedalam kebudayaan," pungkasnya.

Selain itu, peran masyarakat juga harus kuat sehingga generasi muda kembali ingin mempelajari identitas budaya Jakarta tersebut.

"Semua potensi masyarakat betawi baik sanggar atau institusi mendukung suksesnya kebudayaan betawi harus dikenal oleh generasi muda dan berharap pemerintah berikap konsisten untuk pagelaran yang menyangkut kebudayaan betawi," pungkasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya