Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BUDAYAWAN Betawi, Yahya Andi Saputra, menilai bahwa wajah Betawi sebenarnya sudah tertanam kuat dalam masyarakatnya sejak lama dan bukan baru tumbuh karena pergelaran-pergelaran seremonial pemerintah.
Hal itu merespons pernyataan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang mengatakan bahwa wajah Betawi harus tertanam dalam diri masyarakat. Hal itu Pramono sampaikan pada saat pertunjukan kolosal bertajuk "Jakarta Dalam Warna" di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (6/7).
“Wajah Betawi dari zaman Ki Benen itu sudah ada di masyarakat. Justru yang tidak tertanam itu ya di birokratnya,” kata Yahya saat dihubungi, Minggu (6/7).
Menurut Yahya, banyak birokrat selama ini hanya fokus pada proyek-proyek dan program pemerintah tanpa memahami denyut kebudayaan yang hidup di tengah masyarakat.
Ia menyebut kegiatan budaya seperti “Jakarta dalam Warna” hanyalah pengulangan dari apa yang sudah dikerjakan oleh masyarakat Betawi selama ini.
“Itu lagu lama direkam ulang. Barang lama casing baru. Tidak ada yang harus dibanggakan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti sikap pasif pemerintah daerah yang selama ini kurang hadir dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan yang digagas oleh komunitas dan warga Betawi.
Banyak kegiatan masyarakat yang tidak masuk dalam program kerja Pemda, sehingga cenderung diabaikan atau malah diklaim sebagai hasil kerja pemerintah.
“Dari dulu masyarakat Betawi sudah rutin bikin kegiatan budaya. Tapi Pemda tidak pernah hadir. Karena kalau bukan program mereka, ya tidak dikerjain,” tambahnya.
Selain itu, Yahya melanjutkan, masih banyak juga regulasi seperti Perda, Pergub, hingga Instruksi Gubernur (Ingub) yang berkaitan dengan pelestarian budaya Betawi, namun kerap tak dijalankan secara nyata.
“Banyak aturan soal Betawi itu cuma jadi peraturan ompong. Jangankan dikerjain, disosialisasiin ke dinas-dinas aja tidak,” ucapnya.
Kendati begitu, Yahya tetap mengapresiasi jika ada niat baik dari pemerintah untuk lebih serius mempromosikan budaya Betawi.
Ia menyebut bahwa sudah seharusnya pemda bekerja sesuai tupoksinya dalam merawat dan menghidupkan budaya lokal.
“Kalau promosi budaya Betawi dijalankan serius, ya alhamdulillah wasyukurillah. Itu memang tugasnya pemerintah,” katanya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved