Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PEMERINTAH diminta lebih serius dalam menindaklanjuti status darurat narkoba yang telah melanda Indonesia. Konsekuensi dari status darurat narkoba, dalam kondisi yang sangat spesifik tersebut diperlukan penanganan khusus dan anggaran khusus, sehingga program penanggulangan narkoba pun dijalankan secara khusus.
Pemerhati masalah narkotika yang juga mantan Kabag Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulistiandriatmoko, menegaskan hal itu dalam diskusi #Kopitalkindonesia bertema Narkoba di pusaran elite yang digelar Media Indonesia di Kayu Manis Coffee & Deli, Beverly Tower Apartement, Jalan RA Kartini No. 16, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, kemarin.
“Jika dikatakan darurat, pastinya in line perlu penanganan cepat, penanganan khusus, dan anggaran khusus. Di mana orang-orang yang dipekerjakan juga spesifik spelisasinya, alat-alat yang digunakan diperuntukkan untuk mengatasi itu dengan waktu tertentu,” kata Sulis.
Sulis menambahkan, seharusnya pemerintah bisa menentukan institusi mana saja yang berkompeten dalam menangani darurat narkoba tersebut. Apalagi kebijakan yang diterapkan selama ini belum menyentuh ke arah tersebut.
Apabila kondisi itu terus berlangsung dan tidak menjadi perhatian pemerintah, masih kata Sulis, angka peredaran dan pencandu narkoba di Indonesia akan terus meningkat. Berdasarkan data BNN, pada 2017 terdapat 1,4 ton peredaran sabu dan meningkat menjadi 4,6 ton pada 2018.
Senada dengan Sulis, Founder Ronny Pattinasarany Foundation, Yerry Pattinasarany mengatakan komponen kuat dan yang bisa menjamin pemberantasan narkoba dan kesembuhan pencandu ialah keluarga.
“Ketika saya terpapar narkotika, papa saya tidak minta pemerintah untuk bantu anaknya. Yang ia lakukan adalah social movement dan kasih sayang orangtua,” sebut mantan pecandu narkoba tersebut.
Oleh karena itu, kekuatan dari masyarakat, kecintaan masyarakat untuk melawan narkoba harus ditingkatkan, tidak hanya dalam jangka waktu sementara. “Setelah keluarga, peran masyarakat harus ditingkatkan karena hal itu penting dalam mencegah peredaran narkoba,” tegas Yerry. (Fer/X-6)
MENTERI Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menegaskan bahwa ancaman narkoba menjadi salah satu tantangan terbesar dalam upaya mewujudkan Generasi Emas 2045.
Di samping melakukan penindakan, Polri juga melakukan pencegahan. Jenderal Listyo menyebut pihaknya mengidentifikasi 325 kampung narkoba.
Anwar Hafid menegaskan bahwa Pemprov Sulawesi Tengah tidak tinggal diam menghadapi maraknya penyalahgunaan narkoba.
Penggerebekan dilakukan setelah polisi menerima laporan dari warga yang resah dengan aktivitas peredaran narkoba.
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 bukan sekadar seremoni tahunan.
BNN tidak hanya akan fokus pada pendekatan dan penindakan, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan.
Salah satu pengungkapan besar ialah membongkar jaringan Meidi yang menyelundupkan sabu dari Aceh ke Jambi dengan truk.
BNN dan TNI AL berhasil mencatatkan sejarah dalam penindakan narkoba terbesar yakni 2 ton sabu (metamfetamina) dari sebuah kapal motor di Perairan Karimun Anak.
Pil ekstasi sebanyak 1.162 butir disita Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dari seorang pria berinisial JS di Penjaringan, Jakarta Utara.
Bea Cukai Soekarno-Hatta bersama Polres Bandara menggagalkan penyelundupan cartidge vape berisi etomidate oleh sindikat narkotika, melibatkan empat tersangka.
Polda Metro Jaya membongkar peredaran narkotika jaringan internasional yang diduga berasal dari Malaysia. Narkotika jenis sabu dengan total berat 3 kilogram (kg) berhasil diamankan polisi.
Operasi gabungan Bea Cukai dan Bareskrim Polri berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 192 bungkus narkotika jenis sabu di wilayah Bireuen, Aceh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved