Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEORANG pembuat sake Jepang akan pergi keluar angkasa. Asahi Shuzo, perusahaan di balik merek sake populer Jepang, Dassai, berencana mengirim bahan-bahan sake ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk memfermentasi brew yang sangat istimewa.
Jika berhasil, hanya satu botol 100ml yang akan dijual di Bumi dengan harga 100 juta yen, atau sekitar US$653.000. Satu porsi standar adalah 80ml, menjadikannya minuman yang sangat mahal.
"Tidak ada jaminan 100% keberhasilan untuk uji fermentasi ini," kata Souya Uetsuki, pembuat bir yang bertanggung jawab atas proyek di Asahi Shuzo.
Dia mengatakan perbedaan gravitasi dapat memengaruhi bagaimana panas berpindah dalam cairan, yang menyebabkan proses fermentasi di luar angkasa berbeda dengan di Bumi.
Perusahaan telah membayar Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang untuk akses ke modul eksperimen Kibo, bagian dari ISS yang dikembangkan oleh Jepang, di mana uji coba dapat dilakukan dalam "lingkungan mikrogravitasi khusus."
Badan antariksa nasional mengatakan mereka tidak akan mengomentari proyek yang dibiayai secara pribadi ini.
Sake terbuat dari beras Jepang, air, ragi, dan koji (sejenis jamur). Secara tradisional, dibutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk membuatnya melalui serangkaian langkah yang presisi yang melibatkan pengukusan, pengadukan, dan fermentasi.
Minuman ini dinikmati dalam gelas pada banyak acara budaya Jepang – mulai dari pernikahan hingga makan di restoran izakaya yang mirip pub – dan minggu lalu berhasil masuk dalam daftar UNESCO sebagai "warisan budaya takbenda umat manusia."
Dassai adalah salah satu merek sake paling populer di pasaran. Namun pembuatnya juga terlibat dalam produk premium yang populer di kalangan kolektor yang bersedia menghabiskan ribuan dolar untuk sebuah botol.
Masuknya Asahi Shuzo ke luar angkasa lebih dari sekadar upaya untuk membuat sake langka lainnya, menurut pembuat bir tersebut.
Uetsuki mengatakan perusahaan berharap proyek ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana fermentasi bekerja di luar angkasa, sehingga mungkin suatu hari nanti mereka dapat membuat sake di bulan.
"Dalam masa depan di mana manusia dapat melakukan perjalanan bebas antara bulan dan Bumi, beberapa orang akan mengunjungi bulan sebagai wisatawan. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan sake yang dapat dinikmati di bulan, memungkinkan pengunjung untuk merasakan momen menyenangkan di sana," katanya.
Dia berharap teknologi ini juga akan bermanfaat bagi wisatawan luar angkasa yang menyukai jenis makanan fermentasi lainnya.
"Banyak makanan Jepang, seperti natto dan miso, difermantasikan, dan teknologi ini bisa berkembang ke bidang tersebut," kata Uetsuki.
Perusahaan ini sedang mengembangkan peralatan pembuatan bir luar angkasa, dengan tanggal peluncuran yang direncanakan pada akhir 2025. (CNN/Z-3)
Astronot NASA Suni Williams dan Butch Wilmore menegaskan mereka tidak terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional, seperti yang diklaim Donald Trump dan Elon Musk.
Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana paparan berkepanjangan terhadap gravitasi mikro dapat memengaruhi kesehatan manusia, khususnya dalam hal stres seluler dan kerusakan jaringan.
Astronaut NASA Suni Williams dan Nick Hague berhasil menyelesaikan misi luar angkasa yang kompleks dan bersejarah pada 16 Januari 2025.
Misi SpaceX Crew-9 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengalami penundaan sampai 25 September, untuk menyelesaikan persiapan sebelum peluncuran.
Ikan zebra yang dibawa ke stasiun luar angkasa Tiangong oleh pesawat luar angkasa Shenzhou 18 dilaporkan dalam kondisi baik setelah beberapa bulan di orbit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved