Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ERA digital membawa tantangan tersendiri pada anak, yakni distraksi dan tekanan sosial yang mengakibatkan timbulnya kecemasan. Oleh karena itu, anak perlu dibekali dengan kecerdasan mental dan pendidikan berbasis karakter dan mindfulness.
“Anak-anak kita hidup di dunia yang bergerak cepat. Apa yang mereka butuhkan bukan hanya kecerdasan, tapi juga ketenangan batin, kemampuan refleksi, dan karakter yang kuat,” ujar Purborini Sulistiyo Sekretaris Yayasan Budi Pekerti Luhur sekaligus Head of School Global Sevilla Pulo Mas.
“Di era digital, kita tidak cukup hanya mendidik anak menjadi pintar. Kita harus mempersiapkan mereka menjadi manusia yang utuh.," lanjutnya.
Global Sevilla School menggandeng Didit Hediprasetyo (DH) Foundation menyelenggarakan “Art Therapy for Kids” yakni sebuah inisiatif kolaboratif yang memadukan seni, kesehatan mental, dan pendekatan edukatif holistik bagi anak-anak usia 6–15 tahun.
Acara yang digelar di Jakarta ini menghadirkan Dr. Asheena Baez, Ph.D, pelatih kepemimpinan transformatif dan pakar trauma healing, serta Monica Ogaz, terapis seni bersertifikat asal Meksiko. Mereka memandu sesi terapi seni dan seminar bertajuk Embarking the Journey, yang mengangkat pentingnya kesadaran diri dan pengelolaan emosi sejak usia dini.
Didit Hediprasetyo, pendiri DH Foundation sekaligus perancang busana internasional, menyampaikan pentingnya ekspresi seni sebagai bagian dari kesehatan mental.
“Kami percaya bahwa penyembuhan dan pertumbuhan dimulai dari kemampuan untuk mengekspresikan hal-hal yang tak selalu bisa dijelaskan dengan kata-kata. Pameran ini bukan hanya penghormatan bagi keberanian anak-anak tersebut, tetapi juga seruan untuk mengakui seni sebagai bagian penting dari kesejahteraan mental—terutama sejak usia dini,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi bentuk konkret komitmen Global Sevilla School dan DH Foundation dalam menanamkan nilai-nilai karakter dan kesadaran diri sebagai fondasi dalam menghadapi kompleksitas dunia modern.
“Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, menjangkau lebih banyak anak dari berbagai latar belakang, serta membuka ruang kolaborasi dengan lebih banyak pihak yang memiliki visi yang sama,” ungkap Andrew J Jules Soebali, dari Global Sevilla School.(H-2)
Siswa-siswa SMK yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) ini menjalani Patriot selama satu tahun kalender pendidikan.
KDM pun menyerahkan uang tunai sebesar Rp6 juta kepada Febri. Dia meminta uang itu dibelikan tiga domba betina untuk dipelihara.
Sejauh ini sejak diluncurkan pada Selasa (6/5), pelaksanaannya berjalan sesuai agenda.
Meskipun ada unsur kedisiplinan ala militer, pendekatannya tetap menggunakan bahasa anak dan menjunjung tinggi hak-hak mereka
Kegiatan penguatan pendidikan karakter bagi 30 siswa itu berlangsung sejak 5 Mei 2025. Selama dua pekan mereka digembleng berbagai materi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved