Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ASI diketahui memiliki banyak nutrisi yang diperlukan bayi agar pertumbuhannya maksimal. Dalam ASI terkandung dari vitamin, protein, lemak, karbohidrat, dan berbagai mineral. Oleh karena itu, Bunda Jelita disarankan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pada bayi.
Studi terbaru menyatakan, ASI tak hanya berperan penting bagi tumbuh kembang anak. Studi ini menyebut, ASI mampu menurunkan risiko anak terkena kanker saat ia sudah dewasa.
Menyusui disebut melindungi bayi dari kanker seperti leukimia dan kanker darah. Menurut para ahli, seorang ibu harus menyusui anak setidaknya selama enam bulan untuk menurunkan risiko leukemia yakni jenis kanker yang paling umum pada anak-anak dan remaja.
Meningkatkan kekebalan tubuh
Menyusui memang memberikan perlindungan terhadap leukemia karena faktor-faktor yang meningkatkan kekebalan tubuh. Seperti diketahui bahwa menyusui selalu dikaitkan dengan manfaat kesehatan yang luar biasa bagi bayi baru lahir dan bayi.
Dari perlindungan terhadap beberapa penyakit dan gangguan jangka pendek dan jangka panjang, menyusui juga menurunkan risiko asma, obesitas, diabetes tipe 1, dan sindrom kematian bayi mendadak. Menurut para ahli, bayi yang disusui juga lebih kecil kemungkinannya mengalami infeksi telinga dan sakit perut. Namun, hal itu juga dapat memberikan perlindungan terhadap kanker, terutama leukemia.
Leukemia, kanker darah, adalah jenis kanker yang paling umum pada anak-anak dan remaja. Sebagian besar anak yang terkena leukemia memiliki jenis yang dikenal sebagai leukemia limfositik akut.
Menurut para dokter, meskipun hubungan antara pemberian ASI yang tidak memadai dan peningkatan risiko kanker pada anak-anak di kemudian hari masih menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung, bukti saat ini menunjukkan bahwa pemberian ASI dapat berperan dalam menurunkan risiko kanker tertentu. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami.
Komponen bioaktif
Para ahli mengatakan ada kombinasi faktor yang mungkin bertanggung jawab atas rendahnya risiko kanker pada anak-anak yang disusui.
ASI mengandung faktor-faktor peningkat kekebalan tubuh, faktor pertumbuhan, dan hormon yang dapat membantu dalam pengembangan sistem kekebalan tubuh anak, yang berpotensi memberikan perlindungan terhadap pertumbuhan sel abnormal yang dapat menyebabkan kanker,” kata Dr. Afshan Maniyar, MBBS, MS, seorang obgyn di Ruby Hall Clinic.
“Selain itu, komponen bioaktif dalam ASI diyakini memengaruhi mikrobioma dan respons kekebalan tubuh anak, yang selanjutnya berkontribusi pada kesehatan jangka panjang,” tambahnya.
ASI mengandung antibodi, mengurangi respons peradangan, mencegah infeksi, bertindak sebagai prebiotik yang meningkatkan mikrobioma usus yang sehat, dan juga memengaruhi kadar pH lambung, yang semuanya berperan penting dalam meningkatkan kesehatan tubuh anak-anak.
Namun, menurut Dr. Maniyar, gaya hidup dan gen berperan penting dalam terkena kanker di tahun-tahun berikutnya. "Meskipun menyusui dikaitkan dengan hasil kesehatan yang positif, termasuk penurunan risiko beberapa kanker, faktor gaya hidup, genetika, dan pengaruh lingkungan lainnya juga berperan penting dalam perkembangan kanker di kemudian hari," tambahnya.
Jangka waktu
Menurut para ahli, Bunda Jelita perlu menyusui anak setidaknya selama enam bulan. Penelitian mengatakan 15 hingga 20 persen dari semua kasus leukemia anak dapat dicegah dengan menyusui setidaknya selama setengah tahun atau lebih. Beberapa penelitian lain juga menemukan bahwa menyusui setidaknya selama enam bulan dikaitkan dengan penurunan risiko.
Meskipun para ahli percaya ASI menurunkan risiko kanker, bukan berati pemberian susu formula meningkatkan risiko kanker pada anak-anak.
Tidak ada studi indikatif yang menunjukkan bahwa susu formula bayi menyebabkan kanker jenis apa pun. Namun, memasukkan susu formula ke dalam pola makan bayi mengubah mikrobioma usus, yang pada gilirannya dapat memengaruhi cara sistem kekebalan tubuh merespons patogen.
Pada bayi baru lahir yang mengonsumsi susu formula, ditemukan kandungan asam linoleat dan asam linolenat lebih tinggi dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI. Asam linoleat dan asam linolenat diduga merupakan faktor yang dapat memicu kanker darah. (H-2)
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Louis Van Gaal pertama kali didiagnosis menderita kanker prostat pada 2020, tetapi memilih merahasiakan kondisinya itu dari publik dan pemain saat masih melatih Belanda pada Piala Dunia 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved