Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DOKTER spesialis anak lulusan Universitas Diponegoro (Undip) Jovita Olivia mengatakan adanya paparan radiasi zat kimia yang terlalu berlebihan bisa menjadi salah satu pemicu leukemia atau kanker darah pada anak.
"Kalau leukemia sebenarnya hampir seluruhnya itu penyakit genetik ya tapi juga dibarengkan dengan adanya paparan dari lingkungan," kata Jovita, Kamis (6/2).
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Hermina Bitung itu menjelaskan paparan radiasi berlebih dari zat kimia tersebut bisa berasal dari tempat tinggal di lingkungan pabrik maupun dekat dengan pemancar listrik.
Jovita menjelaskan gejala leukemia pada anak umumnya sama seperti orang dewasa, salah satunya terdapat anemia. Hal ini bisa ditandai melalui pemeriksaan darah, seperti hemoglobin (HB) berkurang, leukosit, dan trombosit juga bisa naik ataupun turun.
"Jadi dari pemeriksaan darah itu biasanya bisa kita temukan ada gambaran dari sel darahnya tuh amburadul gitu," ujar dia.
Jovita juga menyebutkan bahwa gejala lain leukemia yang perlu diwaspadai adalah demam dalam waktu yang lama hingga lebih dari dua minggu.
Menurut Jovita, kondisi tersebut tidak normal karena bisa merujuk adanya sesuatu infeksi kronis yang berlangsung terus menurus.
Selain itu, anak dengan nafsu makan lahap namun tidak berpengaruh pada kenaikan berat badan, adanya pendarahan seperti mimisan dan gusi berdarah, munculnya hematoma atau lebam juga menjadi tanda leukemia.
"Ada lebam, benjolan-benjolan di leher, lengan, atau di kaki itu juga bisa (tanda leukimia)," ucap dia.
Sebelumnya, pada Januari 2024, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa dua jenis kanker darah seperti limfoma dan leukemia merupakan kanker yang paling banyak diderita anak-anak Indonesia.
Menurut data Globocan 2020, jumlah penderita kanker pada anak (0-19 tahun) sebanyak 11.156. Dari angka itu, leukemia menempati posisi
pertama dengan 3.880 (34,8%), sedangkan kanker getah bening sekitar 640 (5,7%), dan kanker otak 637 (5,7%). (Ant/Z-1)
Risiko kumulatif seseorang di Indonesia untuk terkena kanker sebelum usia 75 tahun diperkirakan sekitar 14%.
Menambahkan kayu manis ke dalam secangkir kopi tidak hanya memperkaya cita rasa minuman, tapi juga bisa menghadirkan sejumlah manfaat kesehatan
Kanker ini berkembang dari sel abnormal pada lapisan usus besar atau rektum sehingga asupan gizi memainkan peran yang cukup besar untuk menurunkan risikonya.
Gejala kanker empedu meliputi nyeri di perut kanan atas, penyakit kuning, urine gelap, tinja pucat, mual, penurunan berat badan tanpa sebab hingga gatal-gatal.
Diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.
Ilmuwan dari University of Illinois kembangkan teknologi MRI metabolik super cepat yang dapat membedakan otak sehat dari tumor.
MANTAN anggota idol K-pop F.ABLE, Shim Jaehyun atau yang dikenal sebagai Jaehyun, meninggal usai berjuang melawan kanker darah atau leukemia.
MANTAN anggota K-pop F.ABLE, Shim Jaehyun atau dikenal dengan Jaehyun, meninggal di usia 23 tahun pada Minggu, 29 Juni 2025. Ia melawan kanker darah atau leukemia
Kanker darah pada anak bisa dipicu berbagai faktor. Kenali penyebabnya sejak dini untuk pencegahan.
Limfoma non-Hodgkin adalah jenis kanker darah yang ditandai pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit. Waspadai gejala dan pentingnya deteksi dini.
Pelajari langkah-langkah pencegahan kanker darah sejak dini, mulai dari pola hidup sehat, pemeriksaan rutin, hingga mengenali gejala awal. Lindungi diri dan keluarga dengan deteksi dini.
Berbeda dengan tumor padat, kanker darah menyerang sistem peredaran darah dan sumsum tulang, sehingga gejalanya kerap disalahartikan sebagai penyakit biasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved