Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
HARI Perempuan Pedesaan Internasional diperingati setiap tahun pada tanggal 15 Oktober. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk mengangkat suara perempuan yang tinggal di daerah pedesaan, menghargai kontribusi mereka dalam pembangunan masyarakat, dan menyoroti tantangan yang mereka hadapi.
Hari ini tidak hanya menjadi peringatan, tetapi juga panggilan untuk tindakan bagi seluruh masyarakat agar memperhatikan kesejahteraan perempuan di pedesaan.
Hari Perempuan Pedesaan Internasional pertama kali diperingati pada tahun 2008. Ide untuk merayakan hari ini muncul dari kebutuhan untuk mengakui peran penting perempuan di pedesaan dalam meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga : Diet Mediterania Diyakini Bisa Memperpanjang Usia Perempuan, Terbukti lewat Studi 25 Tahun
Pada 2018, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan perempuan yang tinggal di daerah pedesaan merupakan kelompok yang paling rentan dan sering kali diabaikan dalam pengambilan keputusan. Menurut data dari PBB, sekitar 1 dari 4 perempuan di dunia tinggal di pedesaan, dan mereka berkontribusi lebih dari 60% dalam produksi pangan di banyak negara berkembang.
Namun, mereka sering kali memiliki akses terbatas terhadap sumber daya, pelatihan, dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas mereka.
Tujuan dari peringatan Hari Perempuan Pedesaan Internasional meliputi:
Baca juga : Jangan Anggap Remeh! Nyeri Menstruasi Bisa Jadi Alarm Tubuh Akan Masalah Kesehatan Reproduksi
Mendorong langkah-langkah untuk pemberdayaan perempuan di pedesaan, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun hak-hak sosial.
Mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat komunitas, daerah, dan nasional.
Menyoroti ketidakadilan gender dan tantangan yang dihadapi perempuan di pedesaan, termasuk akses terbatas terhadap sumber daya, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Baca juga : Partisipasi Generasi Muda dalam Koperasi masih Rendah
Makna Hari Perempuan Pedesaan Internasional terletak pada pengakuan akan kontribusi perempuan dalam pembangunan masyarakat pedesaan. Perempuan di pedesaan sering kali menjadi tulang punggung dalam produksi pangan dan pengelolaan sumber daya alam.
Menurut data FAO, perempuan memproduksi antara 60 hingga 80% makanan di banyak negara berkembang, dan mereka juga bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Namun, perempuan di pedesaan menghadapi berbagai tantangan. Menurut laporan dari UN Women, perempuan pedesaan sering kali memiliki akses yang lebih rendah terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan sumber daya ekonomi. Sekitar 60% perempuan pedesaan di negara berkembang tidak memiliki akses ke kredit atau pinjaman yang diperlukan untuk mengembangkan usaha mereka.
Baca juga : Perolehan Kursi Perempuan DPR Periode 2024-2029 Tertinggi dalam Sejarah
Dengan merayakan hari ini, kita diharapkan dapat bersatu untuk mendukung perempuan di pedesaan agar dapat mengatasi berbagai hambatan dan meraih potensi penuh mereka. Dukungan ini juga penting dalam upaya mencapai Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, di mana kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu tujuan utama.
Hari Perempuan Pedesaan Internasional adalah panggilan untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan perempuan yang tinggal di daerah pedesaan. Melalui peningkatan kesadaran, pemberdayaan, dan partisipasi, kita dapat bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih adil dan setara bagi semua perempuan, terutama mereka yang tinggal di pedesaan.
Dengan merayakan hari ini, kita berkomitmen untuk menghormati dan mendukung perempuan di seluruh dunia dalam perjuangan mereka untuk keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan. Dukungan dan upaya kolektif kita akan membantu perempuan pedesaan untuk menjadi agen perubahan dalam komunitas mereka dan mencapai potensi maksimal mereka. (indonesia.un.org/Z-3)
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Menstruasi yang normal dan teratur adalah tanda bahwa reproduksi perempuan dalam kondisi baik, dan tubuh secara keseluruhan dalam keadaan sehat.
Seiring dengan pertambahan usia pada perempuan serta kehamilan mampu menyebabkan penurunan kekuatan otot panggul dalam menopang organ-organ vital.
Perjuangan perempuan Indonesia hari ini ialah kelanjutan dari jejak-jejak lokal yang pernah berjaya, tapi kini dibingkai dalam ideologi negara, yaitu Pancasila.
BRInita merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI Peduli yang berfokus pada tiga pilar utama: pendidikan, pemberdayaan UMKM, dan pelestarian lingkungan.
POTENSI perempuan di sejumlah sektor harus mampu ditingkatkan melalui berbagai upaya pemberdayaan sebagai bagian dari langkah mengakselerasi pembangunan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved