Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dr. NoRiYu, Gencarkan Upaya Pencegahan Bunuh Diri

Indrastuti
04/10/2024 11:19
Dr. NoRiYu, Gencarkan Upaya Pencegahan Bunuh Diri
Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ (ketiga dari kiri)(Dok Pribadi)

Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, atau psikiater yang dikenal dengan nama Dr. NoRiYu, terus memperjuangkan pembangunan kesehatan jiwa di Indonesia. Jika dulu di Parlemen, ia menginisiasikan Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa melalui Komisi IX DPR RI, dan berhasil mengawal sehingga gol menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, maka selepas Anggota DPR RI, ia tidak berhenti berkontribusi untuk pembangunan kesehatan jiwa di Indonesia. 

Setahun lebih Dr. NoRiYu menjabat sebagai Direktur Utama di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Kemenkes, dan apa saja program pembangunan kesehatan jiwa yang saat ini sedang dilakukan pemerintah melalui Kemenkes. "Saya berharap ada kontinuitas pembangunan kesehatan jiwa pada pemerintahan berikut bersama Presiden Prabowo-Wakil Presiden Gibran," kata NoRiYu.

Hal yang sangat urgent yang menjadi perhatian bersama adalah peningkatan kasus bunuh diri. Untuk melakukan intervensi sejak pencegahan, penanganan, dan postvention bunuh diri, Dr. NoRiYu bekerja sama dengan berbagai organisasi dunia praktisi kedokteran jiwa, yaitu World Psychiatric Association (WPA), Asian Federation of Psychiatric Association (AFPA), dan SAARC Psychiatric Federation (SPF). Bersama psikiater dunia lainnya, Dr. NoRiYu menjadi Steering Committee sebuah inisiatif bersama Task Force Initiative for the Advancement of Child and Adolescent Mental Health Services for Low – Middle Income countries (JIA – CAMHS). 

Baca juga : 61,86% Pengidap Gangguan Jiwa belum Dapat Akses Kesehatan sesuai Standar

Salah satu bentuk produk Steering Committee ini adalah Child and Adolescent Suicide Prevention Guidelines (Panduan Pencegahan Bunuh Diri Anak dan Remaja) yang secara resmi diluncurkan pada Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 10 September 2024. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut menghadiri kegiatan ini dan memberikan Keynote Speech sekaligus juga dihadiri Presiden WPA, AFPA, dan Konsultan Psikiatri Anak & Remaja dari Amerika Serikat, Ahsan Nazeer. 

Panduan ini akan diterjemahkan dan dilatihkan kepada Jejaring Pengampuan Rumah Sakit Layanan Kesehatan Jiwa. Pusat Kesehatan Jiwa Nasional  Rumah Sakit Marzoeki Mahdi yang dikepalai Dr. NoRiYu adalah juga Koordinator Nasional Jejaring Pengampuan RS Layanan Kesehatan Jiwa yang berjumlah 269 rumah sakit. 

"Kami berserta tim adalah melakukan standardisasi nasional layanan kesehatan jiwa baik dari kompetensi layanan, SDM, sarana prasarana, dan alat kesehatan. Panduan Pencegahan Bunuh Diri akan dilatihkan melalui Multidisciplinary Team Suicide Intervention. Ini tidak dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikiater, tetapi juga psikolog, perawat dan dokter umum," ujarnya.

Baca juga : Orang Indonesia mulai Nyaman Bicarakan Kesehatan mental

Tema hari Pencegahan Bunuh Diri 2024 adalah “Changing the Narrative on Suicide” untuk menekankan pentingnya mengurangi stigma dan mendorong dialog terbuka tentang bunuh diri. 

Dr. NoRiYu sendiri dengan penugasan Dirjen Yankes Kemenkes adalah Principal Investigator Autopsi Psikologis untuk kasus terduga bunuh diri ARL (PPDS Prodi Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro). Dr. NoRiYu sudah menyerahkan hasil Autopsi Psikologis kepada Direktur, Wakil Direktur, dan Tim Penyidik Ditreskrimum Polda Jawa Tengah pada tanggal 25 September 2024. 

Kasus ini sangat ramai dibicarakan karena adanya indikasi perundungan terhadap PPDS ARL. Temuan Dr. NoRiYu dan Tim diharapkan tidak hanya bermanfaat untuk mengurai kasus PPDS ARL tetapi juga turut memperbaiki secara menyelutuh perbaikan sistem pendidikan calon dokter spesialis di Indonesia sekaligus menjaga dan meningkatkan wellbeing calon-calon dokter spesialis di Indonesia. 

Sejak April 2024 Dr. NoRiYu dan Tim juga berusaha scaling up Hotline Service healing119.id. "Bahaya dari bunuh diri adalah efek Werther atau contagion sehingga terjadi imitasi. Sehingga, pencegahan menjadi sangat krusial," tutur NoRiYu,

Berbagai upaya Dr. NoRiYu sebagai peneliti juga meliputi pembuatan instrumen deteksi dini faktor risiko ide bunuh diri yang telah digunakan cukup luas oleh para peserta didik dalam tugas ilmiah penelitian. Salah satunya adalah program MoU PKJN RSMM dengan FEMA IPB berupa Program Barcode Pakai Kemeja (Periksa Kesehatan Mental Remaja). Barcode ini tersebar di dinding kampus dengan program skrining dan edukasi tentang cara tindak lanjut hasil skrining dengan tetap mengedepankan hak asasi manusia: Our Minds, Our Rights. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya