Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Deteksi Dini Keterlambatan Motorik Anak, Apa yang Perlu Diketahui Orang Tua?

Ajeng Tamyiz
18/9/2024 16:30
Deteksi Dini Keterlambatan Motorik Anak, Apa yang Perlu Diketahui Orang Tua?
Keterlambatan motorik anak(Ilustrasi)

KETERLAMBATAN motorik pada anak bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius seperti hidrosefalus, palsi serebral, dan skizensefali.

Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami gejala keterlambatan motorik.

Baca juga : Dear Orangtua, Kenali Gejala dan Dampak dari Gangguan Anak Alergi Susu Sapi

Dokter anak konsultan neurologi Amanda Soebadi menekankan pentingnya deteksi dini terhadap gejala ini.

Gejala red flag yang perlu diperhatikan mencakup:

  • Usia kurang dari 1 bulan: Tidak dapat menghisap dengan baik.
  • Usia 4 bulan: Tidak mampu mengangkat kepala.
  • Usia 6 bulan: Tidak bisa tengkurap sendiri.
  • Usia 9 bulan: Tidak mampu memegang benda kecil.
  • Usia 12 bulan: Masih belum dapat menjimpit barang.

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), keterlambatan motorik tidak dapat diprediksi secara pasti, namun diperkirakan 7 hingga 9% anak di Jakarta mengalami keterlambatan motorik pada tahun 2024.

Baca juga : Fakta ASI Eksklusif, Satu-Satunya Sumber Nutrisi Selama 6 Bulan Pertama Kehidupan

Meskipun jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan penyakit umum seperti campak, yang tercatat mencapai 3.341 kasus pada tahun 2022, keterlambatan motorik tetap perlu ditangani demi kesuksesan tumbuh kembang anak.

Faktor penyebab keterlambatan motorik bervariasi, termasuk faktor genetik, kecerdasan bawaan, kelainan bawaan, serta pengaruh lingkungan seperti nutrisi yang tidak memadai, pola asuh yang kurang baik, kurangnya stimulasi, serta paparan toksin.

Amanda menjelaskan bahwa keterlambatan motorik dapat dikenali melalui gejala yang signifikan, dan sering kali terkait dengan gangguan saraf atau otak, seperti hidrosefalus, palsi serebral, dan spina bifida.

Baca juga : WHO: Setiap 4 Menit Satu Orang Meninggal Digigit Ular

“Keterlambatan motorik adalah salah satu bentuk keterbelakangan tumbuh kembang yang dapat dideteksi sejak dini. Orang tua tidak perlu panik, karena banyak kasus ini dapat diobati melalui terapi, aktivitas fisik, dan nutrisi yang baik,” ungkapnya.

Untuk mengatasi keterlambatan motorik, orang tua dianjurkan tidak hanya melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis, tetapi juga melibatkan fisioterapi yang sesuai dengan rekomendasi dokter.

Selain itu, permainan sensorik seperti bermain air, pasir, dan jelly dapat menjadi alternatif yang baik. Penting bagi orang tua untuk memberikan nutrisi yang seimbang serta mendukung aktivitas fisik yang memfasilitasi gerak anak.

Dengan pengetahuan dan perhatian yang tepat, orang tua dapat membantu anak mereka mencapai potensi motorik yang optimal. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya