Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Orang tua Perlu Waspada, Kanker pada Anak Lambat Dideteksi

M Iqbal Al Machmudi
29/8/2024 17:48
Orang tua Perlu Waspada, Kanker pada Anak Lambat Dideteksi
Ilustrasi(freepik.com)

KANKER masih menjadi penyebab kematian terbanyak bagi anak-anak dan remaja. Di Indonesia, tingkat kesembuhan kanker pada anak hanya 20% dari keseluruhan jumlah kasus atau dari 11.156 kasus baru setiap tahunnya, 8 ribu anak di antaranya meninggal dunia.

Kanker pada anak merupakan kondisi dimana sel dalam tubuh anak membelah secara tidak normal, tumbuh, dan menyerang bagian tubuh manapun. Pada umumnya kanker pada anak terbagi menjadi dua kelompok, yakni cair/darah (leukemia) dan padat (kanker otak, retinoblastoma, osteosarkoma, lainnya). Leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering dialami anak, yakni sebayanyak 35% dari jumlah kasus.

"Menghadapi kanker pada anak bukanlah akhir, tetapi awal dari perjalanan bersama yang penuh harapan dan keberanian," kata Dokter Spesialis Anak Konsultan Hemtologi Onkologi Anak Dr Mururul Aisyi, Rabu (21/8).

Baca juga : Ini Gejala Kanker Paru yang Perlu Anda Waspadai

Gejala awal dari setiap jenis kanker berbeda-beda dan terkadang menyerupai penyakit lainnya. Ia mencontohkan pada leukemia memiliki gejala yang dialami anak adalah pucat, mudah lelah, demam, pendarahan seperti mimisan, gusi berdarah, hingga nyeri saat berjalan.
"Sedangkan untuk kanker padat, kebanyakan gejala lebih kasat mata, seperti adanya benjolan," ujar dr Aisyi.

Contohnya pada kanker mata atau retinoblastoma, gejala yang ditimbulkan dapat dilihat, dengan memperhatikan jika ada manik mata berwarna putih, mata kucing, hingga pembesaran bola mata pada anak.

Tidak seperti kanker pada orang dewasa, kanker pada anak tidak dapat dicegah dan diketahui penyebabnya. Tingkat kecepatan dan ketepatan diagnosis kanker menjadi kunci untuk kesembuhan penyakit ini.

Baca juga : Peringati HAN, Anak-Anak Pengidap Kanker Diajak Bermain Bersama

Sayangnya di Indonesia, sebanyak 50% kasus kanker pada anak hadir pada stadium lanjut. "Permasalahan utama terdapat pada minimnya pengetahuan orang tua maupun lingkungan sekitar terhadap gejala kanker," jelas Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia Tyas Amalia.

Selain itu, diagnosis yang terlambat juga dapat terjadi karena sulitnya akses fasilitas kesehatan. Sehingga, di Indonesia kanker pada anak lebih susah disembuhkan karena terlambatnya deteksi dini yang berlanjut pada keterlambatan diagnosis dan penanganan lanjut.

Melalui upaya Inisiatif Global WHO pada isu kanker pada anak, WHO mengumumkan target untuk setidaknya mencapai 60% tingkat kelangsungan hidup bagi anak-anak dengan kanker di tahun 2030 di seluruh dunia. Kolaborasi menyeluruh dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.

Seperti di sekolah yang menjadi rumah kedua bagi anak, dapat berperan sebagai pengawas apabila anak menunjukkan gejala fisik yang mengkhawatirkan hingga tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Penyuluhan kepada guru atau pendamping murid dapat dilakukan agar guru memiliki kepekaan terhadap gejala kanker. "Selain sekolah, pihak lain seperti komunitas, perusahaan, atau masyarakat secara umum, juga dapat mengambil peran dalam menyebarluaskan informasi tentang kanker anak," ungkapnya. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya