Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KANKER masih menjadi penyebab kematian terbanyak bagi anak-anak dan remaja. Di Indonesia, tingkat kesembuhan kanker pada anak hanya 20% dari keseluruhan jumlah kasus atau dari 11.156 kasus baru setiap tahunnya, 8 ribu anak di antaranya meninggal dunia.
Kanker pada anak merupakan kondisi dimana sel dalam tubuh anak membelah secara tidak normal, tumbuh, dan menyerang bagian tubuh manapun. Pada umumnya kanker pada anak terbagi menjadi dua kelompok, yakni cair/darah (leukemia) dan padat (kanker otak, retinoblastoma, osteosarkoma, lainnya). Leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering dialami anak, yakni sebayanyak 35% dari jumlah kasus.
"Menghadapi kanker pada anak bukanlah akhir, tetapi awal dari perjalanan bersama yang penuh harapan dan keberanian," kata Dokter Spesialis Anak Konsultan Hemtologi Onkologi Anak Dr Mururul Aisyi, Rabu (21/8).
Baca juga : Ini Gejala Kanker Paru yang Perlu Anda Waspadai
Gejala awal dari setiap jenis kanker berbeda-beda dan terkadang menyerupai penyakit lainnya. Ia mencontohkan pada leukemia memiliki gejala yang dialami anak adalah pucat, mudah lelah, demam, pendarahan seperti mimisan, gusi berdarah, hingga nyeri saat berjalan.
"Sedangkan untuk kanker padat, kebanyakan gejala lebih kasat mata, seperti adanya benjolan," ujar dr Aisyi.
Contohnya pada kanker mata atau retinoblastoma, gejala yang ditimbulkan dapat dilihat, dengan memperhatikan jika ada manik mata berwarna putih, mata kucing, hingga pembesaran bola mata pada anak.
Tidak seperti kanker pada orang dewasa, kanker pada anak tidak dapat dicegah dan diketahui penyebabnya. Tingkat kecepatan dan ketepatan diagnosis kanker menjadi kunci untuk kesembuhan penyakit ini.
Baca juga : Peringati HAN, Anak-Anak Pengidap Kanker Diajak Bermain Bersama
Sayangnya di Indonesia, sebanyak 50% kasus kanker pada anak hadir pada stadium lanjut. "Permasalahan utama terdapat pada minimnya pengetahuan orang tua maupun lingkungan sekitar terhadap gejala kanker," jelas Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia Tyas Amalia.
Selain itu, diagnosis yang terlambat juga dapat terjadi karena sulitnya akses fasilitas kesehatan. Sehingga, di Indonesia kanker pada anak lebih susah disembuhkan karena terlambatnya deteksi dini yang berlanjut pada keterlambatan diagnosis dan penanganan lanjut.
Melalui upaya Inisiatif Global WHO pada isu kanker pada anak, WHO mengumumkan target untuk setidaknya mencapai 60% tingkat kelangsungan hidup bagi anak-anak dengan kanker di tahun 2030 di seluruh dunia. Kolaborasi menyeluruh dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.
Seperti di sekolah yang menjadi rumah kedua bagi anak, dapat berperan sebagai pengawas apabila anak menunjukkan gejala fisik yang mengkhawatirkan hingga tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Penyuluhan kepada guru atau pendamping murid dapat dilakukan agar guru memiliki kepekaan terhadap gejala kanker. "Selain sekolah, pihak lain seperti komunitas, perusahaan, atau masyarakat secara umum, juga dapat mengambil peran dalam menyebarluaskan informasi tentang kanker anak," ungkapnya. (H-2)
Gejala chikungunya di antaranya demam, badan terasa lemas, dan nyeri pada sendi dan tulang yang lama hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Mata kering bukanlah sebuah kondisi ringan. Bagi sebagian pasien, mata kering justru bisa menjadi indikasi proses autoimun yang berlangsung diam-diam di dalam tubuh.
Selain menyebabkan ruam di kulit, cacar api juga dapat menimbulkan rasa sakit ekstrem seperti terasa tersengat listrik, rasa terbakar, atau tertusuk paku.
Gejalanya bisa muncul sebagai kesulitan berbicara, menelan, kelopak mata turun, atau kelemahan otot tubuh bagian atas.
Meskipun penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan, gejalanya bisa diringankan dengan terapi pengobatan yang tepat dan penerapan pola hidup sehat.
Gejala seperti kuku kering atau kuning, bintik putih, dan garis hitam mungkin merupakan tanda normal penuaan atau gejala penyakit pernafasan, tiroid, atau kulit dan kanker.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Sarkoma adalah kanker yang berasal dari jaringan mesenkim, lapisan yang dalam tubuh manusia berkembang menjadi jaringan ikat, otot, lemak, pembuluh darah, hingga tulang.
Menurut Senior Consultant Medical Oncology di Parkway Cancer Centre, Dr Richard Quek, terdapat lebih dari 70 subtipe sarkoma yang dikenal saat ini.
Asap ganja memiliki kandungan kompleks yang terdiri dari tetrahydrocannabinol (THC) yang menciptakan efek euforia, partikel halus, serta zat karsinogen yang juga terdapat dalam tembakau.
Di tengah perjuangan melawan kanker, kekuatan bukan hanya berasal dari terapi medis, tetapi juga dari dukungan emosional dan hubungan yang bermakna dengan komunikasi empatik.
Jumlah pasien kanker usus besar di bawah usia 50 tahun diperkirakan akan berlipat ganda pada 2030.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved