Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
APAKAH anda memperhatikan sumber air ketika membuat susu formula? Pemilihan air yang tepat sangat penting untuk kesehatan dan keselamatan si kecil.
Berikut adalah panduan tentang jenis air yang sebaiknya digunakan dan bagaimana cara mencampurnya dengan aman.
Rekomendasi air yang digunakan untuk campuran pada susu formula bayi alangkah baiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Baca juga : Pemerintah Terbitkan Aturan Influencer Dilarang Promosikan Sufor Bayi
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan memeriksanya dengan departemen kesehatan setempat, untuk mengetahui air apa yang boleh digunakan untuk susu formula bayi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merebus air dan menggunakan air mendidih tersebut untuk campuran susu formula bayi dapat membunuh bakteri apa pun yang mungkin bersembunyi di dalam susu formula bayi.
Namun susu formula yang dibuat dengan air mendidih harus benar-benar dingin sebelum diberikan kepada bayi Anda
Baca juga : Banyak Produsen Susu Formula Terang-Terangan Promosi Produk. Pemerintah Kemana?
Berikut adalah beberapa tips dari AAP untuk mencampur susu formula bayi Anda dengan air.
Pastikan untuk memeriksa dengan departemen kesehatan setempat atau dokter anak Anda untuk memastikan air keran di rumah Anda aman digunakan untuk menyiapkan susu formula bayi. Anda juga dapat menguji air Anda atau memilih untuk menggunakan filter pada keran atau kulkas Anda.
Anda juga dapat membeli filter mandiri untuk menyimpan air keran (seperti teko dengan filter). Jika air Anda dinyatakan aman, Anda dapat langsung mencampurkan susu formula bubuk dengan air keran untuk membuat botol susu bayi Anda.
Baca juga : Susu Formula Bertahan Berapa Jam? Begini Tandanya saat Sudah Basi
American Dental Association (ADA) meyakinkan para orangtua menggunakan air berfluoride untuk menyiapkan susu formula bayi adalah aman. Namun, karena sebagian besar susu formula bayi juga mengandung fluoride, bayi Anda mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena fluorosis pada gigi yang sedang tumbuh.
Fluorosis bukanlah penyakit gigi. Melainkan perubahan warna ringan pada gigi bayi yaitu munculnya bintik-bintik putih pada bayi yang sedang tumbuh.
Jika Anda khawatir tentang potensi fluorosis, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya fluorosis dengan menggunakan air tanpa fluoride pada susu formula bayi Anda. Namun sekali lagi, aman untuk menggunakan air berfluoride menurut ADA, jika anak Anda mengalami fluorosis, bercak-bercak tersebut biasanya tidak terlihat dan tidak menyebabkan kerusakan pada gigi.
Baca juga : Ini Risiko Jika Bayi Baru Lahir Diberi Susu Formula
Penggunaan air sumur pada campuran susu formula bayi tidak efektif, perlu adanya tes untuk menguji adakah kandungan nitrat dan bakteri berbahaya dalam air sumur.
Nitrat secara alami terjadi pada tanaman dan digunakan dalam pupuk. Nitrat juga dapat masuk ke dalam air tanah. Jika tertelan secara teratur oleh bayi, nitrat dapat menyebabkan methemoglobinemia, suatu kondisi yang berbahaya dan berpotensi fatal yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi oksigen dalam darah.
Merebus air tidak akan mengurangi konsentrasi nitrat dan bahkan dapat meningkatkannya saat air menguap. Filter mekanis juga tidak menghilangkan nitrat. Artinya, jika kadar nitrat dalam air sumur Anda terlalu tinggi (lebih tinggi dari 10 mg/L), Anda harus menggunakan air kemasan untuk pembuatan susu formula.
Air kemasan masuk dalam opsi pilihan jika tidak ada air lain yang aman digunakan untuk campuran susu formula. Memilih air kemasan rendah fluorida yang diberi label dimurnikan, deionisasi, demineralisasi, disuling, atau dibuat dengan osmosis balik.
Air minum dalam kemasan memang mengandung mikroplastik, yang mungkin menjadi pertimbangan beberapa orangtua, tetapi National Institutes of Health (NIH) menjelaskan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui secara pasti bagaimana mikroplastik dalam air mempengaruhi kesehatan.
Air matang bisa menjadi solusi untuk campuran susu formula tetapi hal ini juga perlu dilakukan atas dasar rekomendasi dokter. Karena perlu diingat bahwa air mendidih hanya akan mengatasi kontaminan bakteri, bukan bahan kimia.
Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menyiapkan susu formula semua air (baik air keran maupun air kemasan dan air yang telah dimurnikan) harus direbus sebelum digunakan, dan dicampur dengan susu formula sebelum suhunya turun di bawah 70 derajat Celcius (158 derajat Fahrenheit).
Tetapi susu formula yang telah dilarutkan dengan air matang harus segera digunakan dan tidak disimpan. (Parents/Z-3)
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
DI tengah serangan udara, pengungsian, dan kelaparan, kelangkaan air yang belum pernah terjadi menambah penderitaan penduduk Jalur Gaza, Palestina.
SUNGAI adalah indikator kemajuan. Pemulihan dan penataan aliran sungai merupakan pekerjaan strategis, karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Kerusakan ginjal bisa memberi dampak kesehatan serius bagi organ tubuh lainnya seperti jantung, hati, dan bahkan otak.
Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2020, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kelangkaan atau krisis air bersih pada 2045.
Batu ginjal terbentuk dari endapan mineral, garam, dan zat sisa lainnya yang mengkristal akibat kebiasaan kurang minum.
Sebuah studi mengungkap air mungkin terbentuk jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, hanya 100-200 juta tahun setelah Big Bang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved