Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspadai Terapi Stem Cell Palsu

M. Iqbal Al Machmudi
07/7/2024 14:31
Waspadai Terapi Stem Cell Palsu
Ilustrasi(freepik.com)

STEM cell atau sel punca merupakan sel hidup yang bisa memperbanyak diri dengan sendirinya yang didapat dari embrio, sel dewasa, plasenta, sel darah, sel lemak, dan tali pusar bayi. Di Indonesia, terapi ini belum dikomersialkan karena masih berupa penelitian berbasis pelayanan.

Jadi, jika masyarakat menemukan stem cell dalam kemasan kapsul, itu ialah palsu. "Banyak masyarakat yang tertipu bahwa ditawarkan obat disebut stem cell setelah dicek di Badan POM obat tersebut hanya vitamin," ungkap Ketua Rajaselindo & Tim Stemcell RSUD Dr Moewardi, Dr dr Bintang Soetjahjo, Sp OT (K) dalam talkshow daring.

Ia menegaskan, sel punca merupakan sel hidup yang pemberiannya harus dilakukan dokter yang kompeten. Sumber stem cell bisa diperoleh dari diri sendiri atau orang lain.

Baca juga : Penyimpanan Darah Tali Pusat Penting bagi Kesehatan di Masa Depan

Pada saat ibu melahirkan, plasenta dipotong dan dititipkan ke bank jaringan di suhu tertentu maka bisa sampai puluhan tahun. Namun, untuk stem cell tali pusar yang berasal dari orang lain, mengacu pada izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) harus dengan kondisi baru. Tali pusar itu harus diidentifikasi dulu sebelumnya.

"Jika tidak ada nomor register, buka stem cell asli sehingga standardisasi ini sangat tinggi," ujarnya.

Ada 200 macam sel yang bisa dihasilkan dari sel punca, antara lain sel saraf, sel tulang, dan sel otot. Namun, sebelum bisa digunakan, terang Bintang, stem cell harus dibiakkan dulu dengan kondisi fasilitas yang steril dan diproses sampai menjadi sel yang dianggap bisa menjadi sel saraf.

"Ketika sel diubah menjadi stem cell, itu memiliki kemampuan untuk melakukan proses perbaikan sel rusak, memberikan imun logis, antiradang dan sebagainya. Jika stem cell tidak pada tempatnya, akan berbahaya sehingga stem cell di dunia belum bisa dikatakan sebagai terapi standar," bebernya.

Menurutnya, seseorang yang memiliki kondisi sendi yang rusak atau keropos dan berlubang, bisa normal kembali jika disuntikkan stem cell. "Stem cell juga bisa memperbaiki tulang rawan sendi, tulang rawan belakang, lesi saraf, trauma di lutut, dan bidang lain yang sedang dalam penelitian," urainya.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya